Kamis, 07 Juni 2012 19:32 WIB
KEBUMEN--MICOM: Ribuan warga sejumlah desa di kawasan urut
Sewu atau pesisir selatan Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, berunjuk rasa
di kantor DPRD setempat, Kamis (7/6).
Massa menolak Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kebumen. Pasalnya, kalau raperda tersebut menjadi perda, lebih dari 1.000 hektare (ha) lahan bakal beralih fungsi menjadi kawasan pertambangan pasir besi dan latihan militer.
Ribuan warga mulai berdatangan ke kantor wakil rakyat di sekitar Alun-Alun Kebumen sejak pagi. Mereka naik sepeda motor dan menumpang truk. Aksi damai tersebut sempat memanas ketika ada di antara mereka memaksa masuk ke gedung DPRD setempat, namun dicegah oleh polisi. Ratusan aparat kepolisian yang berjaga kemudian membuat barikade dari kawat berduri.
Massa sempat ingin merusak barikade, tetapi berhasil dicegah oleh koordinator lapangan. Akhirnya tujuh perwakilan warga diizinkan untuk mengikuti sidang DPRD.
Koordinator aksi Widodo Sunu Nugroho mengatakan masyarakat Urut Sewu menolak Raperda RTRW Kebumen. Sebab, dalam sejumlah pasal disebutkan sebagian kawasan itu diperuntukan bagi lokasi pertambangan. "Kami menolak kawasan tersebut dipakai untuk kawasan penambangan pasir besi. Karena jelas-jelas bakal merusak lingkungan dan menghilangkan paksa mata pencaharian masyarakat sebagai petani," katanya.
Ketua Forum Paguyuban Petani Kebumen Selatan Seniman juga menolak pasal yang menyebutkan wilayah Urut Sewu sebagai kawasan pertahanan dan keamanan. "Kami menolak Urut Sewu sebagai kawasan pertahanan dan keamanan. Sebab, jika dijadikan tempat latihan militer, akan sangat membahayakan penduduk yang sudah banyak bermukim di wilayah tersebut," tegas Seniman. (LD/OL-01)
Massa menolak Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kebumen. Pasalnya, kalau raperda tersebut menjadi perda, lebih dari 1.000 hektare (ha) lahan bakal beralih fungsi menjadi kawasan pertambangan pasir besi dan latihan militer.
Ribuan warga mulai berdatangan ke kantor wakil rakyat di sekitar Alun-Alun Kebumen sejak pagi. Mereka naik sepeda motor dan menumpang truk. Aksi damai tersebut sempat memanas ketika ada di antara mereka memaksa masuk ke gedung DPRD setempat, namun dicegah oleh polisi. Ratusan aparat kepolisian yang berjaga kemudian membuat barikade dari kawat berduri.
Massa sempat ingin merusak barikade, tetapi berhasil dicegah oleh koordinator lapangan. Akhirnya tujuh perwakilan warga diizinkan untuk mengikuti sidang DPRD.
Koordinator aksi Widodo Sunu Nugroho mengatakan masyarakat Urut Sewu menolak Raperda RTRW Kebumen. Sebab, dalam sejumlah pasal disebutkan sebagian kawasan itu diperuntukan bagi lokasi pertambangan. "Kami menolak kawasan tersebut dipakai untuk kawasan penambangan pasir besi. Karena jelas-jelas bakal merusak lingkungan dan menghilangkan paksa mata pencaharian masyarakat sebagai petani," katanya.
Ketua Forum Paguyuban Petani Kebumen Selatan Seniman juga menolak pasal yang menyebutkan wilayah Urut Sewu sebagai kawasan pertahanan dan keamanan. "Kami menolak Urut Sewu sebagai kawasan pertahanan dan keamanan. Sebab, jika dijadikan tempat latihan militer, akan sangat membahayakan penduduk yang sudah banyak bermukim di wilayah tersebut," tegas Seniman. (LD/OL-01)
