Membaca surat pembaca yang berjudul " Keprihatinan di Dunia Pendidikan" Suara merdeka (11/11) yang ditulis oleh Sri Murni Rahayu ( FPSP) dari FISIP UNTAG Semarang, saya turut merasa prihatin atas isi tulisannya, saudara sri menerangkan bahwa merasa prihatin terhadap kenakalan remaja dibawah umur. Kenakalan itu dia saksikannya dari salah satu tayangan berita Global TV yang berdurasi enam menit. pelaku kenakalan itu adalah siswa-siswa SMP yang sudah tergabung dengan gang motor di Tasikmalaya.
Beberapa waktu lalu Kota tersebut sudah diperingatkan oleh Tuhan melalui musibah gempa sebesar 6,4 SR. Terlepas dari peringatan itu, kita sebagai bagian dari masyarakat dan yang peduli dengan pendidikan seharusnya selalu memacu secara ektra ketat terhadap pergaulan remaja dibawah umur. Secara psikologis usia mereka memang labil. saya setuju dengan usulan penulis yakni pemberian ekstra budi pekerti. Pendidikan ektra tersebut menurut hemat saya adalah mengisi dengan kegiatan-kegiatan keagamaan sehingga perkumpulan anak-anak muda bukan dilingkungan motor yang menjadikan bertindak menyimpang. kegiatan itu akan menjadikan anak mengerti dan dapat memahami serta melaksanakan tujuan-tujuan agama yakni menuju manusia yang sempurna dan mahlluk sosialis.
Saya yakin semua agama bertujuan meluruskan budi pekerti sehingga tercipta kerukunan antar umat beragama. Pengisian ektra keagamaan dapat dilakukan oleh setiap komponen pendidikan. pertama, orang tua mengontrol jam anak-anaknya, mulai jam sekolah sampai jam istirahat. Anak dibimbing untuk mendalami ilmu agama dimusholla, ditempat ustadz atau yang lainnya.
Kedua, sekolah diharapkan menyediakan organisasai akstra agama guna membekali siswa untuk tidak berbuat negatif. Organisasi tersebut sebagai wadah pendidikan agama sehingga perkumpulan para siswa terkontrol dan cenderung tidak anarki yang menjadikan pemikirannya bebas. ada pepatah mengatakan " jika kamu ingin menjadi baik berkumpullah dengan orang-orang baik dan lingkungan yang baik". mempunyai arti bahwa siswa cenderung akan berperilaku positif jika mereka bergaul bersama teman-teman yang positif. begitu pula sebaliknya.
Ketiga, masyarakat diupayakan membangun peran serta terhadap kader-kader masyarakatnya. Dengan menyediakan pesantren dan tempat ibadah yang kondusif. kemajuan atau nama baikmasyarakat tergantung para pemuda-nya. slaha satu hadits mengatakan bahwa baik buruknya suatu bangsa atau masyarakat itu tergantung pada pemuda. masyarakat harus membimbing pemuda-pemudanya dengan megadakan kegiatan serta pembekalan yang positif. kebanyakan saat ini masyaraka enggan mengurusi pemuda sehingga para pemuda sekarang bebas sesuai keinginannya.
Hal lain yang meksi diperhatikan adalah yang membuat anak itu bebas tak ter-arah.
Pertama,orang tua seharusnya tidak memberikan fasilitas kendaraan bermotor bagi anak dibawah umur.
kedua, sekolah diharapkan menentukan peraturan kepada siswanya agar tidak membawa kendaraan motor. program itu kelanjutan dari usaha orang tua. saya sangat prihatin, era ini banyak kita temukan pengendara sepeda motor yang masih menggunakan seragam SMP atau sederajat.
ketiga, polisi sebagai aparat yang berwenang terhadap lalu lintas seharusnya menertibkan pengendara yang masih berseragam SMP itu. Siswa SMA pun masih banyak yang dibawah batas kelayakan berkendara apalagi siswa SMP. menurut hemat saya lagi, polisi seharusnya secara sigap mem-berhentikan langsung siswa SMP tersebut. secara tidak langsung pengendara belum masuk kelayakan berkendara walaupun pengendara tidak melanggar Lalin.
semoga dengan sekecil beberapa alenia ini dapat membangkitkan semangat kita terhadap perkembangan bangsa. melalui kegiatan-kegiatan positif di lingkungan pendidikan maupun masyarakat semoga masa depan anak muda bangsa ini bisa sebagai tumpuan negara di era mendatang.Wallohua'lam bishawab.