Membaca uraian dari majalah rindang terbitan maret 2007 mengenai
implementasi muatan local pada KTSP yang diterapkan pada tiap sekolah memang
harus memperhatikan peraturan yang ada , seperti yang telah dijelaskan dalam
undang-undang nomer 20 tahun2003 tentang sistim pendidikan nasional .dimana
sistim ini telah mengatur kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan
.
Dalam uraian majalah disebutkan bahwa muatan local merupakan bagian dari
kurikulum tingkat satuan pendidikan .sedangkan kurikulum muatan local sendiri
merupakan upaya agar penyelenggaraan pendidikan di daerah dapat di sesuwaikan
dengan keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan agar tergalih pontensi
siswa di lokalnya. .
Secara umum muatan local bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan
,ketrampilan dan sikap hidup kepada peserta didik agar memiliki wawasan yang
luas , kuat tentang lingkungan dan masyarakat sesuai dengan nilai luhur 45yang berlaku di daerahnya dan
mendukung kelangsungan pembangunan daerah serta pembangunan nasional [Depdiknas
,2006]. [1]
KAmi setuju dengan penerapan kurikulum muatan local yang harus
disesuaikan dengan kondisi daerah sekitar, tempat tinggal ,karna akan
meningkatkan mutu pendidikan kearifan local keindonesiaan dan kedaerahan maupun
nasional sehingga akan semakin melengkapi kurikulum tingkat satuan pendidikan (
KTSP ) .
Karna dengan adanya kurikulum yang menjadi landasan pembelajaran muatan
local kegiatan pembelajaran lain akan semakin baik hasilnya .di dalam pembelajaran
muatan local sendiri ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ;berkaitan dengan
pengorganisasian bahan,pengelolaan guru,pengelolaan sarana pembelajaran ,dan
kerjasama antar instansi terkait.[2]
Agar tercapai pembelajaran muatan local yang sesuai dengan kurikulum dan
tujuan KTSP yang telah dirumuskan oleh
komite sekolah selaku pihak yang mempunyai wewenang penuh dalam mengembangkan
program muatan local di sekolah,maka empat hal yang telah disebutkan diatas
harus dilaksanakan .
Karena KTSP adalah tujuan dan ide gagasan yang menguatkan kurikulum
posisi paling dekat dengan pembelajaran. Dan memposisikan otonomi daerah pada
sekolahan yang paling besar dan sikap
pada pemerintahan,dalam pendidikan KTSP salah satu wujud Reformasi perubahan
pendidikan otonomi sekolah di daerah,
Yang pada kususnya sekolah memiliki “full
authority and responsibility” dalam
menetapkan kurikulum dalam visi misi ,dan tujuan dalam satuan
pendidikan,sekolah yang sesuai dengan standar local daearah masing-masing.dalam
sekolah KTSP ,pengembangan kurikulum di lakukan oleh ,guru, kepala sekolah,
serta KOmite sekolah dan Dewan pendidikan, dan pejabat pemerintahan local .atau wakil rakyat ( DPRD) peserta
didik tokoh agama ,yang perlu di implikasikanya yang sesuai dengan visi misi sesuai
oprasional itu harus di dorong bersama .
Sangat jelas tujuan KTSP yang telah di di atur pemerintahan dalam tujuan
visi misi progam , yang di tujukan lasung dan di sebutkan item-item tujuan dan
penerapannya secara khusus yang di buat pemerintah , tapi bagai mana ini akan
terwujud apa bila tidak slaing mendukung untuk menjalankan sarana prasaran di
local yang masih jauh dengan keingin KTSP , yang ini perlu di perhatikan oleh
pemerintah pusat maupun daerah, dalam pengawalan untuk mencapai tujuan misi visi,
dan perlunya para guru di beri bekal yang kuat yang ber basis muatan local ,
dengan tujuan yang di inginkannya .
Mengingat pentingnya peranan kurikulum dalam pembelajaran ,serta dalam
pembentukan,kompetensi dan pribadi peserta didik maka diperlukan adanya pembinaan
dan pengembangan yang tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang .begitu juga
dengan dimasukkanya muatan local dalam kurikulum pada dasarnya, melihat bahwa
Indonesia kaya akan budaya ;baik bahasa,adat istiadat,pakaian,dan masih banyak
lainya budaya yang dimiliki bangsa kita,dengan pertimbangan itu maka di
ikutsertakan muatan local dalam kurikulum .
Dengantujuan di ikutsertakannya muatan local dalam pembelajaran disekolah
tidak lain adalah untuk tetap melestarikan warisan budaya bagsa agar tidak
hilang begitu saja, seiring dengan kemajuan zaman .dengan demikian proses
pendidikan tidak hanya menyajikan bidang studi-bidang studi [program of
studies]yang biasa ditayangkan dalam jadwal pelajaran ,tetapi tugas terpenting
adalah mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik melalui proses berfikir
yang efektif dan efisien [Renik and Klopfer,1989:1-3].[3]
Namun demikian pembelajaran muatan local yang mengacu pada struktur
kurikulum dalam standar isi ,dan telah dibahas bahwa pembagian waktu untuk
muatan lokal hanya 2jam di setiap jenjang pendidikan,hanya berbeda waktu untuk
setiap jenjang.
Muatan lokal
disini dapat berupa bahasa daerah,bahasa asing,kesenian daerah,kerajinan dan
ketrampilan daerah,adat istiadat,serta hal-hal yang di anggap perlu oleh daerah
yang bersangkutan .
Muatan local yang diberikan disini tidak asal pilih namum telah dipilih
oleh manajemen sekolah/madrasah dengan mendasar pada stakeholder
sekolah/madrasah.pemilihan muatan local ini harus dilakukan secara terencana
dengan komitmen yang baik sehingga program muatan local masuk dalam rencana oprasional
sekolah .
Setelah muatan terpilih dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa
tahapan yang perlu disiapkan yaitu menyiapkan muatan local untuk tiap kelas
,menentukan guru yang akan mengajar dan yang terakhir menentukan sumber dana
dan sumber belajar.adapun sumber belajar dapat memanfaatkan sumber yang telah
ada atau dapat membuat sendiri .
Dalam kajian mengenai kurikum muatan lokal ini telah dijelaskan bahwa pembelajaran
muatan lokal sama dengan mata pelajaran lain, yang pada garis besarnya meliputi
mengkaji silabus ,membuat rencana pelaksanaan pembelajaran ,mempersiapkan
penilaian dan tindak lanjut,sedangkan proses pembelajarannya menekankan pada
pendekatan praktik langsung dan fungsional .
Dalam KTSP pengembangan kurikulum muatan lokal dapat dilakukan melalui
dua pendekatan ;pertama disisipkan langsung kedalam setiap kelompok mata
pelajaran dan kedua berupa mata pelajaran tersendiri yang khusus berisi muatan
lokal .untuk mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar muatan lokal
dilakukan dengan ;1} mengidentifikasi keadaan dan kebutuhan daerah,2}menentukan
fungsi dan susunan atau komposisi mulok,3}mengidentifikasi bahan kajian
mulok,4}menentukan mata pelajaran mulok ,5}mengembangkan sk dan kd beserta
silabusnya.[4]
[1] Mulyasa,E,KTSP,[Bandung :
Remaja Rosdakarya,2007] ,Hal.274
[2] Mulyasa,E,KTSP,[Bandung :
Remaja Rosdakarya,2007] ,Hal.282
[3] Mulyasa,E,KTSP,[Bandung :Remaja
Rosdakarya,2007]Hal.272
[4] Muhaimin,H,Pengembangan Model Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan [KTSP] Pada Sekolah dan Madrasah, [Jakarta :Raja Grafindo Persada,2008],Hal.95