Suara Muda
Headlines News :
Home » » Demokrasi Mulailah dari Keluarga

Demokrasi Mulailah dari Keluarga

Written By Bahrun Ali Murtopo on November 25, 2010 | 11/25/2010


Mendengar istilah demokrasi, pikiran dan asosiasi kita mungkin tertuju pada persoalan politik dan kekuasaan. Padahal sesungguhnya demokrasi tidak selalu berurusan dengan politik dan bukan semata-mata urusannya orang partai. Akan tetapi demokrasi adalah menjadi hak dan milik setiap orang yang hidup dalam suatu negara demokrasi, termasuk,demokrasi,dalam,rumah,tangga,(keluarga).
  Demokrasi sebagai suatu proses, persemaiannya berawal dari rumah tangga yang harmonis (sakinah). Sementara di dalam rumah (keluarga) yang tidak harmonis, mustahil demokrasi bisa disemai. Implikasi demokrasi rumah tangga antara lain:
Pertama, tidak ada diskriminasi. Keluarga sakinah merupakan manifestasi dari keluarga demokratis. Dalam keluarga demokratis tidak membeda-bedakan antara anak yang satu dengan yang lain. Semua anggota di dalam rumah diperlakukan sama.

            Kedua, semua anggota rumah tangga bebas menentukan keinginan. Rumah tangga yang demokratis memberikan kebebasan kepada anggota keluarganya untuk menentukan sikap. Seorang ayah yang demokrat tentu tidak memaksakan kehendak kepada anaknya dalam menentukan pilihan. Yang terjadi justeru komunikasi yang sehat antara,anak,dan,orangtua,untuk,menetapkan,suatu,pilihan.

            Ketiga, tidak ada kekerasan. Ciri rumah tangga yang demokrasi antara lain tidak memperlakukan tindakan kekerasan dalam proses mendidik dan membina anggota keluarga. Sebab kewibawaan orang tua tidak selalu berawal dari sikap yang keras. Seorang ayah yang demokrat senantiasa memberikan alternatif terbaik bagi anak-anaknya,,bukan,bertindak,semena-mena.

            Demokrasi bukan berarti kebebasan. Jika demokrasi diartikan suatu kebebasan, maka demokrasi beralih menjadi tindakan anarkis. Tindakan anarkisme sangat bertentangan dengan prinsif-prinsif demokrasi. Prinsif demokrasi sesungguhnya adalah menghargai hak dan kewajiban orang lain di atas segalanya. Oleh karena itu, agar demokrasi tidak menjadi anarkis, akan memerlukan seperangkat perundang-undangan, peraturan,dan,penegakan,hukum.

            Penegakan hukum yang adil dan jujur di alam demokrasi sangat penting dan urgen. Sebab dengan adanya perangkat hukum yang adil dan jujur akan melahirkan masyarakat yang taat dan disiplin kepada hukum.
 Di sinilah esensi dan nilai-nilai demokrasi bisa diaplikasikan. Penanaman disiplin pada prinsifnya adalah untuk mencetak perilaku demokrasi. Perilaku yang demokratis melahirkan perilaku berbudaya. Dengan demikian, seseorang yang tidak mau menghargai hak dan kewajiban orang lain, meremehkan dan berlaku semena-mena pada orang lain, dapat,dikatakan,tidak,berbudaya.

            Perilaku berbudaya akan membentuk karakteristik seseorang ke arah perilaku demokratis. Perilaku yang tidak demokratis cenderung anarkis dan otoriter. Sikap otoriter atau kekuasaan tangan besi sungguh tidak sesuai lagi diterapkan pasca Orde Baru karena kontra,produktif.

            Para era reformasi menuju masyarakat madani, asas demokrasi di segala bidang mutlak ditegakkan. Upaya penegakan asas-asas demokrasi bermula dari keluarga atau pada institusi paling kecil yang yakni rumah tangga. Seorang anak sejak kecil harus dididik untuk berlaku sopan kepada pembantu rumah tangga. Anak-anak harus dibiasakan untuk tidak bersikap semena-mena terhadap orang lain, termasuk kepada seorang,supir,pribadi,orang,tuanya.

            Dari beberapa problematika anak muda yang tampil dalam perilaku remaja dewasa ini, kiranya perlu kita mengetahui urgensi demokrasi di dalam rumah. Urgensi demokrasi adalah bagaimana memperlakukan manusia sebagai manusia. Dalam proses pendidikan demokrasi, anak meskinya tidak selalu hanya berperan sebagai objek, akan tetapi sudah saatnya anak dilibatkan secara aktif dalam memecahkan persoalan di rumah.
            Persepsi dan perilaku anak terhadap nilai-nilai demokrasi sangat tergantung dari sejauhmana orang tua mampu memberikan ruang gerak kepada anak untuk mengembangkan,dirinya,tanpa,ada,rasatakut.

            Pada umumnya anak-anak yang tidak dididik dengan dasar demokrasi akan cenderung berperilaku nakal. Kenakalan anak merupakan pelampiasan kegoncangan jiwa yang sebab utamanya adalah suasana rumah tangga (keluarga) yang tidak stabil (ibu dan ayah tidak bisa menciptakan suasana yang harmonis), kurangnya perhatian yang wajar dari orang tua terhadap anak-anak (remaja). Karena itu, sasaran penanggulangan yang pertama.adalah,padaorang,tua.

Dalam upaya menanamkan nilai-nilai demokrasi kepada anak, antara lain dapat dilakukan dengan memberikan pengertian dan perhatian kepada mereka melalui sikap, tindakan dan ucapan yang menyegarkan. Selalu membantu mereka menemukan rasa aman dengan jalan menunjukkan dan memahami rasa cemas dan bingung, lalu memberikan harapan-harapan,baru.

            Tumbuhan perasaan sayang, terlepas dari tindakan tingkah laku dan perbuatan mereka yang kurang menyenangkan. Selanjutnya jangan mengkritik dan mencela anak, berikan kebebasan dalam batas-batas tertentu, dengan cara mendengar dan memperhatikan pendapat mereka, kemudian berikan kesan bahwa agama merupakan kebutuhan pertama dan utama bagi hidup dan kehidupan mereka.

            Ada beberapa hal yang menjadi kunci bagi keluarga artis Shahnaz Haque dalam mendidik ketiga anaknya, di antaranya mengembangkan demokrasi, berbeda pendapat sekaligus menghormati pendapat orang lain. Sehingga di dalam keluarganya tidak ada kesulitan untuk mengutarakan pendapat baik kepada anggota keluarga yang lain maupun orang-orang di sekitar.
            Selain itu, istri Gilang Ramadhan ini juga melatih anak-anaknya untuk dekat dengan kaum papa atau kaum yang kurang beruntung. Menurutnya, mereka akan banyak belajar dari kondisi kehidupan yang jauh berbeda dengan yang dialaminya. Mereka juga akan mampu membangun komunikasi dengan orang lain, lingkungan dan masyarakat secara luas.
            "Saya melihat anak-anak itu tidak jadi anak yang jenius, tapi dia harus baik, karena orang jenius itu belum tentu banyak teman. Tapi kalau baik, dia itu banyak teman. Jadi kalau nyari kerjaan gampang, nggak susah," rinci mantan Puteri Indonesia Favorit 1995 itu.
Shahnaz Haque yang ditemui di acara seminar Inspiring Parenting Dancow di Putt-Putt Golf, Senayan Jakarta, Kamis (6/11), mengaku sedini mungkin tidak memperkenalkan anak-anak dalam kehidupan yang konsumtif. Tentunya dengan memperkenalkan pilihan-pilihan yang lebih baik, lebih bermanfaat bagi mereka. Anak-anak juga berlatih menentukan pilihan, dan menyelesaikan masalahnya.
            "Anak saya jadi anak berpetualang. Saya nggak pernah bawa anak-anak ke mall. Saya bawa anak-anak ke outbond, main flying fox, mandi di kali, dan banyak yang lain-lain," terang lulusan Fakultas Teknik Sipil UI 1996.
            Dampak dari pola yang diterapkan dalam keluarganya itu, menurut Shahnaz, anak-anak akhirnya memiliki keberanian dan dewasa. Bahkan memberi pelajaran dan memaksa kedua orang tuanya untuk lebih cerdas menyikapi tingkah mereka.
"Dia berani bikin salah, karena mereka bisa mempelajari kesalahan. Saya juga harus adil, saya sendiri baru belajar tentang adil sekarang setelah 36 tahun baru tahu arti adil," pungkas artis kelahiran Jakarta, 1 September 1972.    

Tujuan             : Menbagun pemahaman berkeluarga dalam demokrasi

Kisi_Kisi         : apa itu demokrasi 
:Dampak dari pola anak yang di terapkan keluargga
Metode            : Cramah
                        :Tanya jawab
                        :Sering
Oleh : Bahrun Ali murtopo di fatyat buluspesantren .

Share this post :
 
Support : Creating Website | bahrun grup | simponi
Copyright © 2011. Suara Muda Kebumen - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by cs
Proudly powered by Blogger