Suara Muda
Headlines News :
Home » , , , » 79 % Anak Tinggal di Pedesaan Di Kebumen

79 % Anak Tinggal di Pedesaan Di Kebumen

Written By Bahrun Ali Murtopo on December 12, 2011 | 12/12/2011


“Perlu pendekatan pelayanan di kecamatan sampai di desa sehingga terjangkau oleh masyarakat di pedesaan untuk mencatatkan kelahiran anak-anak mereka,” katanya.
Pada tahun 2010, data sebaran penduduk usia 0-4 sebesar 75.905 jiwa berada di pedesaan dan hanya 33.746 jiwa yang mempunyai akta kelahiran atau sebesar 44%. Artinya 79% anak di Kebumen tinggal di pedesaan dan yang mempunyai akta
kelahiran baru 44%.

Adapun merujuk data Dinas Pendukcapil, per April 2010 terdapat 36,37% anak berusia 0-18 tahun yang belum mempunyai akta kelahiran.
Kurangnya fasilitas kesehatan anak dan ibu di perdesaan, lebih banyak di kota apa laghi pegunug anak harus ber jalan 20-50 kilo untuk mendapatkan akses kesehatan dan media tentang kesehatan.
data
Dinas Inforkomtel Kab. Kebumen,- Sebanyak 86 Kelurahan/Desa di enam kecamatan meliputi : Gombong, Karanganyar, Pejagoan, Kebumen, Kutowinangun, dan Prembun ditetapkan sebagai lokasi kajian Percepatan Pembangunan Sanitasi Perkotaan.Studi tersebut bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku-perilaku yang memiliki resiko pada kesehatan warga . masih jauh dari jangkoan apa yang warga inginkan, hanya baru ada 7 PRI . di kecamatan lain masih berjalan untuk kesehatan,
Dalam sosialisasi Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Perkotaan/Permukiman (PPSP) Kabupaten Kebumen yang berlangsung di Pendopo Rumah Dinas Bupati disampaikan Program nasional ini dilatarbelakangi belum optimalnya layanan dan buruknya kondisi sanitasi di daerah melingkupi sampah rumah tangga, air limbah domestik, serta drainase lingkungan, telah menurunkan kualitas lingkungan hidup, tercemarnya sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya kualitas kesehatan.
Dalam rangka menjamin terselenggaranya pelayanan sanitasi yang berkelanjutan, yang melibatkan berbagai sektor dan instansi terkait di Kabupaten Kebumen serta untuk efektif dan efisien penggunaan berbagai sumber pendanaan maka perlu dilakukan sinkronisasi dan koordinasi pembangunan sanitasi, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Untuk mencapai target pembangunan sanitasi sesuai dengan tujuan MDGs tahun 2015 perlu adanya sinergi perencanaan diantara SKPD dan keterlibatan berbagai pihak termasuk meningkatkan peran serta masyarakat, swasta dan media.
Program PPSP dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan di daerah, sehingga sanitasi dapat menjadi salah satu prioritas pembangunan di daerah sehingga diharapkan dapat mewujudkan kondisi sanitasi yang baik di Indonesia, yang dapat diakses oleh masyarakat dengan komponen teknis yang lengkap, dapat beroperasi secara berkelanjutan, dan tidak menimbulkan dampak sampingan bagi lingkungan dan kesehatan .
Rangkaian kegiatan PPSP yang dilaksanakan di Kabupaten Kebumen adalah penyusunan EHRA (Enviromental Hetalth Risk Assesment = Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan) di 86 Desa/Kelurahan , 6 Kecamatan (Gombong, Karanganyar, Pejagoan, Kebumen, Kutowinangun dan Prembun) , Penyusunan White Book Sanitation (Buku Putih Sanitasi) dan Penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) termasuk menyusun studi tentang peran media massa dalam sanitasi, studi pelayanan sanitasi dan studi pemberdayaan masyarakat, kemiskinan dan gender dalam sanitasi.
Sosialisasi yang diselenggarakan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Kebumen/Bappeda Kebumen dibuka oleh Bupati Kebumen .Sosialisasi menghadirkan nara sumber dari Tim Teknis Sanitasi Pusat, Pokja AMPL Jawa Tengah dan Bappeda Kebumen dengan mengundang para pemangku kepentingan Sanitasi termasuk swasta, perbankan, sekolah dan 86 Kelurahan/Desa lokasi EHRA (Enviromental Health Risk Assesment/Kajian Resiko Kesehatan Lingkungan).
“Perlu pendekatan pelayanan di kecamatan sampai di desa sehingga terjangkau oleh masyarakat di pedesaan untuk mencatatkan kelahiran anak-anak mereka,” katanya.
Pada tahun 2010, data sebaran penduduk usia 0-4 sebesar 75.905 jiwa berada di pedesaan dan hanya 33.746 jiwa yang mempunyai akta kelahiran atau sebesar 44%. Artinya 79% anak di Kebumen tinggal di pedesaan dan yang mempunyai akta
kelahiran baru 44%.
Adapun merujuk data Dinas Pendukcapil, per April 2010 terdapat 36,37% anak berusia 0-18 tahun yang belum mempunyai akta kelahiran.
Kurangnya fasilitas kesehatan anak dan ibu di perdesaan, lebih banyak di kota apa laghi pegunug anak harus ber jalan 20-50 kilo untuk mendapatkan akses kesehatan dan media tentang kesehatan.
data
Dinas Inforkomtel Kab. Kebumen,- Sebanyak 86 Kelurahan/Desa di enam kecamatan meliputi : Gombong, Karanganyar, Pejagoan, Kebumen, Kutowinangun, dan Prembun ditetapkan sebagai lokasi kajian Percepatan Pembangunan Sanitasi Perkotaan.Studi tersebut bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku-perilaku yang memiliki resiko pada kesehatan warga . masih jauh dari jangkoan apa yang warga inginkan, hanya baru ada 7 PRI . di kecamatan lain masih berjalan untuk kesehatan,
Dalam sosialisasi Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Perkotaan/Permukiman (PPSP) Kabupaten Kebumen yang berlangsung di Pendopo Rumah Dinas Bupati disampaikan Program nasional ini dilatarbelakangi belum optimalnya layanan dan buruknya kondisi sanitasi di daerah melingkupi sampah rumah tangga, air limbah domestik, serta drainase lingkungan, telah menurunkan kualitas lingkungan hidup, tercemarnya sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya kualitas kesehatan.
Dalam rangka menjamin terselenggaranya pelayanan sanitasi yang berkelanjutan, yang melibatkan berbagai sektor dan instansi terkait di Kabupaten Kebumen serta untuk efektif dan efisien penggunaan berbagai sumber pendanaan maka perlu dilakukan sinkronisasi dan koordinasi pembangunan sanitasi, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Untuk mencapai target pembangunan sanitasi sesuai dengan tujuan MDGs tahun 2015 perlu adanya sinergi perencanaan diantara SKPD dan keterlibatan berbagai pihak termasuk meningkatkan peran serta masyarakat, swasta dan media.
Program PPSP dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan di daerah, sehingga sanitasi dapat menjadi salah satu prioritas pembangunan di daerah sehingga diharapkan dapat mewujudkan kondisi sanitasi yang baik di Indonesia, yang dapat diakses oleh masyarakat dengan komponen teknis yang lengkap, dapat beroperasi secara berkelanjutan, dan tidak menimbulkan dampak sampingan bagi lingkungan dan kesehatan .
Rangkaian kegiatan PPSP yang dilaksanakan di Kabupaten Kebumen adalah penyusunan EHRA (Enviromental Hetalth Risk Assesment = Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan) di 86 Desa/Kelurahan , 6 Kecamatan (Gombong, Karanganyar, Pejagoan, Kebumen, Kutowinangun dan Prembun) , Penyusunan White Book Sanitation (Buku Putih Sanitasi) dan Penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) termasuk menyusun studi tentang peran media massa dalam sanitasi, studi pelayanan sanitasi dan studi pemberdayaan masyarakat, kemiskinan dan gender dalam sanitasi
Sosialisasi yang diselenggarakan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Kebumen/Bappeda Kebumen dibuka oleh Bupati Kebumen .Sosialisasi menghadirkan nara sumber dari Tim Teknis Sanitasi Pusat, Pokja AMPL Jawa Tengah dan Bappeda Kebumen dengan mengundang para pemangku kepentingan Sanitasi termasuk swasta, perbankan, sekolah dan 86 Kelurahan/Desa lokasi EHRA (Enviromental Health Risk Assesment/Kajian Resiko Kesehatan Lingkungan).

Share this post :
 
Support : Creating Website | bahrun grup | simponi
Copyright © 2011. Suara Muda Kebumen - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by cs
Proudly powered by Blogger