Usai direnovasi,
kini pengelola Pasar Tumenggungan Kebumen, seperti masih memiliki
sejumlah pekerjaan baru. Jumlah pengunjung masih membutuhkan perhatian
lebih, karena diperkirakan menurun hingga 40 persen.
Suara pentingnya perhatian itu turut diungkapkan Siti, pedagang baju di pasar tersebut Minggu kemarin. Dia
mengatakan, penurunan pembeli dirasanya begitu memperihatinkan.
Pasalnya, bila sebelum direnovasi dirinya bisa mendapatkan pendapatan
kotor sekitar Rp 300.000 - 400.000 per hari, saat ini, jumlah itu tidak bisa didapatkan lagi.
"Kalau sekarang bisa dapat sekitar Rp
200 ribu saja sudah bersyukur. Kadang-kadang bahkan tidak dapat sama
sekali," ujar Siti saat ditemui kemarin.
Alasannya, dia mengakui salah satu faktor
dimungkinkan letak posisi penjual pakaian di lantai dua. Dia menilai,
banyak pembeli enggan naik ke lantai dua, terutama bagi orang yang telah
tua. Terlebih ekskalator yang ada diakuinya tidak setiap hari
dinyalakan. "Dulu setiap pukul 09.00 sudah mulai ramai, tapi sekarang
baru bisa mulai ramai setelah pukul 11.00," ujarnya.
Ketua Himpunan Pedagang Pasar
Tumenggungan Kebumen (HPPTK) Kebumen Amin Masykur didampingi Sekretaris
Slamet Susilo mengamini perihal sepinya pasar tersebut. Hanya kondisi
itu sudah terjadi sebelum renovasi. "Sebenarnya, kalau saya katakan
stabil. Memang ada bagian yang sepi, tapi ada juga yang ramai," ujar
Amin.
Meski begitu, dirinya tetap mengamini
masih ada sejumlah kios maupun los yang belum buka. Jumlah itu
diperkirakan ada sekitar 20 persen dari total kios dan los yang ada. Terbanyak, diakuinya kios. Diperkirakan baru sekitar 20-25 persen kios saja yang sudah buka.
"Sebenarnya semua sudah dimiliki.
Hanya memang masih ada yang belum buka. Sepertinya baru sekitar 70
hingga 80 persen yang sudah buka," tambahnya.
Permasalahan Kompleks
Terkait belum bukanya sejumlah
pedagang itu, dinilainya ada permasalahan kompleks. Selain lokasi yang
dinilai sepi, ada juga yang mengaku beralih profesi. Sejumlah pedagang
lain, dikatakan ada yang menyewa di tempat lain. "Saat direnovasi,
mungkin ada yang menyewa di tempat lain. Kebetulan mungkin saja tempat
itu lebih ramai dibandingkan di sini. Akhirnya mereka memilik untuk
sementara waktu menetap di sini," imbuhnya.
Terkait kondisi itu, dia berharap
adanya sejumlah kegiatan yang menarik masa. Dengan adnaya event
tersebut, diharapkan masyarakat dapat semakin mengenal pasar
Tumenggungan, terutama setelah direnovasi. "Sebenarnya kami cukup
apresiasi dengan renovasi lain. Apalagi saat ii sudah jauh lebih bersih,
tertata rapi," tandasnya.
Kepala Pasar Tumenggungan Suhaji
mengatakan, tengah mengkaji menurunnya jumlah pembeli di pasar tersebut.
"Sebelum renovasi memang setiap hari ada sekitar dua ribu pengunjung.
Saat ini berkisar sekitar 1.600 orang tiap hari," katanya.
Dia mengaki tengah fokus dalam hal
penataan kios dan kebersihan pasar. Pasalnya, dengan kondisi pasar yang
lebih bersih dan tertib, setidaknya dapat menggaet pengunjung yang lebih
banyak. "Kami juga telah menjadwalkan agenda kerja bhakti bersama. Tujuannya untuk menjaga kebersihan sekitar pasar ini," ujar Suhaji.
Tidak hanya kebersihan, faktor
kenyamanan juga turut diupayakan. Di pasar itu, saat ini telah ada
ekskalator. Terkait tidak dioperasikan setiap waktu, Suhaji mengatakan
itu permintaan dari sejumlah pedagang.
Tidak itu saja, di dalam pasar juga
telah ada setidaknya sembilan titik toilet yang dapat digunakan. "Kami
serius menata kebersihan pasar ini. Bila sebelumnya pasar identik dengan
kumuh, kini dibuat bersih, sehingga tidak kalah dengan supermarket,"
terangnya.
Selain itu, Suhaji turut mengamini
salah satu alasan penurun pengunjung itu, karena faktor adaptasi.
Diperkirakanya, mendekati lebaran nanti jumlah pembeli dapat berangsur
membaik. Dirinya menilai proses adaptasi membutuhkan waktu setidaknya
satu tahun.(dwa, B3-32/Suaramerdeka)