Gunung Merbabu dan G. Lawu keduanya amat serupa. Kedua gunung tsb tidak mempunyai kawah yang aktif karena tergolong gunung api tua, dan berbentuk dataran tinggi yang lebar dan terpisah puncak-puncaknya akibat erosi dan hampir kehilangan hutan alamnya.
Dari arah selatan, di desa Selo kita bisa menuju ke G. Merapi maupun G. Merbabu (Lihat G. Merapi). Jalur yang lainnya yaitu dan arah utara; Kopeng, yang hanya menuju G. Merbabu.
Dengan bis dari Jogyakarta kita menuju Magelang kemudian dilanjutkan menuju Salatiga dari sini perjalanan diteruskan ke Kopeng. Di Kopeng terdapat Hotel manpun Losmen dan Taman Wisata serta dapat dipergunakan untuk berkemah. Dari Kopeng kemudian perjalanan diteruskan menuju desa Tekala. Di desa Tekala hendaknya para pendaki melengkapi perbekalan yang dirasa masih kurang, dan air harus dipersiapkan untuk pendakian maunpun kembalinya secara cukup, karena dalam perjalanan ini tidak ada mata air sama sekali. Pemandu pendakian juga bisa ditemui di desa ini.
Perjalanan akan melalui kebun sayur dan kebun akasia, terus naik sampai ke punggung gunung dan kita akan menjumpai sebuah pondok yang telah rusak yang berada di ketinggian 2400 m. dari permukaan air laut. Dari pondok rusak menuju ke puncak melalui lagi punggungan gunung dan dimana dapat terlihat pemandangan yang sangat indah dengan leluasa tanpa terhalang pepohonan. Di puncak yang pertama terdapat sebuah pondok untuk mengukur cuaca yang betada pada ketinggian 2.800 m. dari permukaan air laut. Dari sini kita akan menuju puncak tertinggi yang sudah terlihat jelas didepan kita dengan membutuhkan waktu 1 1/2 jam perjalanan. Ditengah perjalanan kita akan menemui bekas kawah dan punggung gunung terjal dan curam. Seluruh perjalanan dari Kopeng menuju puncak memakan waktu 8 jam dan turunnva membutuhkan waktu 5 jam.