Suara_Muda-kebumen pada saat ini sedang bmengadakan hajat besar-besar terkait pilkades alias pilihan kepala desa atau ajang demokrasi tingkat desa, kami sebagai masyrakat kebumen dan masyrakat desa mencoba mengamati dan menikmati alurnya proses pilkades, yang saat ini sedang berlangsung maupun proses di berbagi desa, kami lihat dan merasakan lasung dampak pilkades dari berbagi jenis aktifitas sosial, di masyrakat yang makin dekat hari ha pilihan kepala desa semakin hangat di kalangan masyrakat terkait jago atau calon yang di dukung oleh masing-masing masrakat.
bagi pedukung ata botoh calon lurah atau lurahnya lasung, melakukan berbagi langkah sertategi bagaimana calonya jadi, berbgai jalan dan kepercayaan masing-masing botoh dan calon lurah melakukan, sertategi politik uang, politik sepiritual,politik mistik, demokrasi dan lain-lain. karena di sini lah ajang demokrasi dan ajang politik mistik dan sepiritual berjalan dengan nyata, anatara satu pendukung dengan pedukung yang lain, yang melibatkan dari kalang anak muda hingga tua saling baur dan salaing memegang prinsip untk calon masing-masing dengan yang manaya daru atau pulung yang akan terlihat dan mendatanggi calon yang ada di desa tersebut, dan saling berebut daru dari kalang orang pintar berbagi alir ilmu dan kepercayaan salaing lomba untuk bisa menunduk dari di calon masing -masing. alias taru ilmu mistik dan sepiritual dari kepercayaan agama, islam, kristen dan agama abangan juga yang sampai engga punya agama ikut turut peran bertarung untuk sling rebut kekuasan demi satu calon kepala desa,
Salah
satu kegiatan Islam Kejawen dalam pilkades yang kami amati ada di desa. Perlu diketahui bahwa seluruh masyarakat di desa ini beragama
Islam dan kristen dengan satu pondok pesntren dan greja di dalamnya. Berdasarkan pengamatan kami pada malam minggu juni 2013, ada salah satu calon kepala desa yang
mengadakan tahlilan yang didalamnya terdapat beberapa unsur Islam Kejawen.
Dalam acara tahlilan tersebut disajikan sebuah tumpengan yang berisi
hasil-hasil bumi, diantaranya terdapat beras, telur, gula, teh, kopi, rokok dan
sebagainya. Menurut sumber yang kami tanya, dalam tumpengan tersebut
memiliki arti yang berbeda-beda. Ini di maksudkan agar pulung dapat
jatuh di tempat calon tersebut, selain itu juga berfungsi sebagai srawung kepada masyarakat.
dan berbagi kegiatan sepiritual di lakukan dengancara masing-masing seperti, tidur di kuburan, di rumah kosong, masjid, dan tanah tertua atau tanah makan orang terdahulu .. sebagi tempat untuk mendapat daru atau wahyu ilahi pada diri di lakukan. sekian dulu. lebih banyaknya kami sedang proses pencarian data dan wawancara. untuk pengembangan tulisan politik desa terkait politik mistik dan politik sepiritual dan wahyu ilihi di desa yang kental dengan keperjawan kejawan. walu zaman sudah maju tapi kepercayaan inimasih tetap kentel di masyrakat perdesaan dan pegunungan. salam berkarya ...( Bahrun Ali M)
Berbagi Itu Asik: ( Info seputar Pesantren ):