Definisi
lingkungan
Pengertian lingkungan
(bi’ah) secara garis besar adalah sebagaimana yang diungkapkan oleh Sartain
(ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam
dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita,
pertumbuhan, perkembangan atau life processes. begitu juga dalam
pendidikan islam, karena tidak ada dikotomik antar pendidikan, maka definisi
lingkungan pendidikan adalah sama seperti yang telah diungkapkan diatas.
Pandangan-Pandangan
Tentang Lingkungan
Dari pengertian diatas
ada sebuah benang merah yang dapat diambil yakni “pengaruh” artinya lingkungan
akan berpengaruh baik positif maupun negative. sehingga tidak aneh banyak orang
yang mengatakan bahwa manusia merupakan ahlu bi’ah yang tidak
lepas dari lingkungan karena faktanya pun, secara kasat mata manusia hidup di
lingkungan tertentu. Muhammad Irfan Helmy mengatakan bahwa lingkungan
berbanding lurus dengan kualitas hidup manusia, jika lingkungannya baik, maka
akan baik pula lah perangai orang yang menempatinya. demikian pula sebaliknya jika
lingkungannya jelek maka
akan jelek pula lah perangainya.
akan jelek pula lah perangainya.
pernyataan-pernyataan
diatas sebagian besar telah dibenarkan oleh teori-teori yang ada di dunia
psikologi, misalnya teori empirisme yang mengatakan bahwa manusia pada masa
bayinya diibaratkan dengan secarik kertas putih yang akan diwarnai oleh
lingkungannya. demikian pula dalam dunia filsafat dikenal adanya aliran
environmentalisme yang pada dasarnya adalah sam yakni manuisa dipengaruhi oleh
lingkungan.
Dalam kajian keislaman
pun hal itu sudah ada haditsnya yakni hadits Rasulullah yang mengatakan
bahwa al-jaar Qabla daar (tetangga sebelum membangun rumah).
hadits ini memberikan pengertian agar sebelum membangun rumah, perhatikan
terlebih dahulu siapa lingkungan terdekat yakni tetangga yang akan hidup
berdekatan nanti, hal ini perlu diperhatikan agar nanti terkena dampak pengaruh
yang baik setelahnya ada proses peninjauan dalam mendirikan ruamh. kemudian
dalam haditsnya yang lain, Rasulullah SAW bersabda bahwa setiap bayi yang
terlahir itu membawa potensi, setelah itu maka kedua orang tuanya lah yang akan
menjadikan ia seorang yahudi atau pun majusi.
Lingkungan dalam
pendidikan islam
berbicara lingkungan
dalam konteks pendidikan maka tidak akan terlepas dari apa yang dinamakan ki
hajar dewantara dengan penamaan tripusat pendidikan. ki hajar dewantara
mengatakan bahwa pendidikan berlangsung dalam tripusat pendidikan yaitu
keluarga, sekolah dan masyarakat. jika dikaitkan dengan lingkungan pendidikan
dalam perspektif islam, maka ada beberapa konsep yang dilahirkan baik itu dari
Al-Quran itu sendiri, Nabi Muhammad maupun dari para cendikiawan muslim.
A. lingkungan keluarga
Tidak dapat dipungkiri
bahwa dalam keluarga akan terjadi proses pendidikan, bahkan lingkungan keluarga
sebagimana disebutkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (
SISDIKNAS) No 20 tahun 2003 merupakan lembaga pendidikan informal. Dari sini
nampak secara yuridis maka keluarga memilki tanggung jawab dan peran yang besar
dalam pendidikan anak-anaknya. orang tua pada lingkungan ini menjadi pendidik
dan anak menjadi peserta didik.
Dalam ajaran-ajaran
Al-Quran, banyak sekali ayat-ayat yang berhubungan dengan lingkungan khusunya
lingkungan kelaurga ini. Al- Quran telah mewanti-wanti agar keluarga
memperhatikan pendidikan bagi anaknya supaya anaknya terhindar dari kelemahan
baik lemah jasmani maupun rohani baik fisik maupun psikis sebagimana intisari
dari Al-Quran surat ayat. demikian pula Al-Quran memerintahkan agar menjaga
keluarga dari api neraka sebagaimana yang di sebutkan dalam Al-Quran surat ayat
At-Tahrim (66) ayat 6.
Dalam membentuk
lingkungan keluarga yang kondusif, al-Quran menyebutkan agar keluarga membina
segala sesuatunya dengan penuh rasa kasih sayang dan ketenangan sebagaimana
tertera dalam Al-quran surat rum (20) ayat 2 yang artinya
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ
أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجاً لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً
وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya: Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.(Q.S.
ar-Rum/30: 21)
B. lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah
merupakan lingkungan dimana peserta didik menyerap nilai-nilai akademik
termasuk bersosialisasi dengan guru dan teman sekolah. mengenai hal ini Zarnuzi
penulis buku ta’limul muta’allim memberikan arahan tentang guru dan teman.
menurut Zarnuzi, Idealnya seorang guru memiliki sifat ‘alim wara’ dan lebih
tua.
Demikian pula anak di
sekolah tidak akan lepas dari pergaulan dengan teman sebayanya. dalam hal ini
Zarnuzi menyarankan agar memilih teman tidak sembarangan. hendaknya teman
itu memiliki sifat yang tekun belajar, wara’ dan berwatak istiqomah karena hal
itu secara langsung maupun tidak langsung akan saling mempengaruhi. teman yang
satu akan terpengaruh dengan teman yang lainnya. sebagiman diungkapkan Zarnuzi
dalam syairnya:
Janganlah bertanya
tentang kelakuan seseorang, tapi lihatlah siapa temannya. karena biasanya orang
itu mengikuti temannya. kalau temanmu berbudi buruk, maka menjauhlah segera.
dan bila berlaku baik maka bertemanlah dengannya, tentu kau akan mendapat
petunjuk.
C. lingkungan masyarakat
lingkungan masyarakat
memilki peran penting dalam pendidikan, bagaimanapun peserta didik hidup di
lingkungan masyarakat sehingga pola prilaku dan gayanya akan dipengaruhi oleh
masyarakat. masyarakat yang baik akan membentuk pola peserta didik yang baik
pula. peran masayrakat sangat besar pengaruhnya karena anak tinggal lama di
masyarakat. oleh karena itu maka masyarakat harus mengambil bagian dari proses
belajar di sekolah dan memindahkannya di masyarakat agar pendidikan tidak hanya
di sekolah, dengan demikian maka prinsip long life education akan tercipta.
Hendaknya masyarakat dijadikan tempat penimbaan ilmu. Masyarakat dapat
menyediakan akses pendidikan non formal seperti pesantren, kursus-kursus dan
lain sebagainya yang dapat memacu dan menumbuh kembangkan potensi warganya
terutama anak-anak.
Dalam pandangan islam,
masyarakat hendaknya di desain agar menjadi masyarakat yang madani yang
terhindar dari kejahiliyahan. Madani dapat diartikan maju dalam peradaban,
memilki tata nilai islami dan tidak tertinggal sedangkan jahiliyah identik
dengan kebodohan, kegelapan dan penuh dengan hidup paganism dan kemusyrikan.
oleh karena itu masyarakat islam harus dapat menunjukan identitasnya yang
dilandasi dengan nilairahmatan lil ‘alamin
Daftar Pustaka
Azzarnui. 1995. Ta’limul
muta’allim terj. Surabaya: Mutiara Ilmu