Suara Muda
Headlines News :
Home » , , , » LINGKUNGAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

LINGKUNGAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Written By Bahrun Ali Murtopo on January 8, 2012 | 1/08/2012


Definisi lingkungan
Pengertian lingkungan (bi’ah) secara garis besar adalah sebagaimana yang diungkapkan oleh Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes. begitu juga dalam pendidikan islam, karena tidak ada dikotomik antar pendidikan, maka definisi lingkungan pendidikan adalah sama seperti yang telah diungkapkan diatas.
Pandangan-Pandangan Tentang Lingkungan

Dari pengertian diatas ada sebuah benang merah yang dapat diambil yakni “pengaruh” artinya lingkungan akan berpengaruh baik positif maupun negative. sehingga tidak aneh banyak orang yang mengatakan bahwa manusia merupakan ahlu bi’ah yang tidak lepas dari lingkungan karena faktanya pun, secara kasat mata manusia hidup di lingkungan tertentu. Muhammad Irfan Helmy mengatakan bahwa lingkungan berbanding lurus dengan kualitas hidup manusia, jika lingkungannya baik, maka akan baik pula lah perangai orang yang menempatinya. demikian pula sebaliknya jika lingkungannya jelek maka
akan jelek pula lah perangainya.
pernyataan-pernyataan diatas sebagian besar telah dibenarkan oleh teori-teori yang ada di dunia psikologi, misalnya teori empirisme yang mengatakan bahwa manusia pada masa bayinya diibaratkan dengan secarik kertas putih yang akan diwarnai oleh lingkungannya. demikian pula dalam dunia filsafat dikenal adanya aliran environmentalisme yang pada dasarnya adalah sam yakni manuisa dipengaruhi oleh lingkungan.
Dalam kajian keislaman pun hal itu sudah ada haditsnya yakni hadits Rasulullah yang mengatakan bahwa al-jaar Qabla daar (tetangga sebelum membangun rumah). hadits ini memberikan pengertian agar sebelum membangun rumah, perhatikan terlebih dahulu siapa lingkungan terdekat yakni tetangga yang akan hidup berdekatan nanti, hal ini perlu diperhatikan agar nanti terkena dampak pengaruh yang baik setelahnya ada proses peninjauan dalam mendirikan ruamh. kemudian dalam haditsnya yang lain, Rasulullah SAW bersabda bahwa setiap bayi yang terlahir itu membawa potensi, setelah itu maka kedua orang tuanya lah yang akan menjadikan ia seorang yahudi atau pun majusi.
Lingkungan dalam pendidikan islam
berbicara lingkungan dalam konteks pendidikan maka tidak akan terlepas dari apa yang dinamakan ki hajar dewantara dengan penamaan tripusat pendidikan. ki hajar dewantara mengatakan bahwa pendidikan berlangsung dalam tripusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. jika dikaitkan dengan lingkungan pendidikan dalam perspektif islam, maka ada beberapa konsep yang dilahirkan baik itu dari Al-Quran itu sendiri, Nabi Muhammad maupun dari para cendikiawan muslim.

A.     lingkungan keluarga
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam keluarga akan terjadi proses pendidikan, bahkan lingkungan keluarga sebagimana disebutkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ( SISDIKNAS) No 20 tahun 2003 merupakan lembaga pendidikan informal. Dari sini nampak secara yuridis maka keluarga memilki tanggung jawab dan peran yang besar dalam pendidikan anak-anaknya. orang tua pada lingkungan ini menjadi pendidik dan anak menjadi peserta didik.
Dalam ajaran-ajaran Al-Quran, banyak sekali ayat-ayat yang berhubungan dengan lingkungan khusunya lingkungan kelaurga ini. Al- Quran telah mewanti-wanti agar keluarga memperhatikan pendidikan bagi anaknya supaya anaknya terhindar dari kelemahan baik lemah jasmani maupun rohani baik fisik maupun psikis sebagimana intisari dari Al-Quran surat ayat. demikian pula Al-Quran memerintahkan agar menjaga keluarga dari api neraka sebagaimana yang di sebutkan dalam Al-Quran surat ayat At-Tahrim (66) ayat 6.
Dalam membentuk lingkungan keluarga yang kondusif, al-Quran menyebutkan agar keluarga membina segala sesuatunya dengan penuh rasa kasih sayang dan ketenangan sebagaimana tertera dalam Al-quran surat rum (20) ayat 2 yang artinya
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجاً لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ    
Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.(Q.S. ar-Rum/30: 21)
B.     lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan dimana peserta didik menyerap nilai-nilai akademik termasuk bersosialisasi dengan guru dan teman sekolah. mengenai hal ini Zarnuzi penulis buku ta’limul muta’allim memberikan arahan tentang guru dan teman. menurut Zarnuzi, Idealnya seorang guru memiliki sifat ‘alim wara’ dan lebih tua.
Demikian pula anak di sekolah tidak akan lepas dari pergaulan dengan teman sebayanya. dalam hal ini Zarnuzi menyarankan agar memilih teman tidak sembarangan.  hendaknya teman itu memiliki sifat yang tekun belajar, wara’ dan berwatak istiqomah karena hal itu secara langsung maupun tidak langsung akan saling mempengaruhi. teman yang satu akan terpengaruh dengan teman yang lainnya. sebagiman diungkapkan Zarnuzi dalam syairnya:
Janganlah bertanya tentang kelakuan seseorang, tapi lihatlah siapa temannya. karena biasanya orang itu mengikuti temannya. kalau temanmu berbudi buruk, maka menjauhlah segera. dan bila berlaku baik maka bertemanlah dengannya, tentu kau akan mendapat petunjuk.
C.     lingkungan masyarakat 
lingkungan masyarakat memilki peran penting dalam pendidikan, bagaimanapun peserta didik hidup di lingkungan masyarakat sehingga pola prilaku dan gayanya akan dipengaruhi oleh masyarakat. masyarakat yang baik akan membentuk pola peserta didik yang baik pula. peran masayrakat sangat besar pengaruhnya karena anak tinggal lama di masyarakat. oleh karena itu maka masyarakat harus mengambil bagian dari proses belajar di sekolah dan memindahkannya di masyarakat agar pendidikan tidak hanya di sekolah, dengan demikian maka prinsip long life education akan tercipta. Hendaknya masyarakat dijadikan tempat penimbaan ilmu. Masyarakat dapat menyediakan akses pendidikan non formal seperti pesantren, kursus-kursus dan lain sebagainya yang dapat memacu dan menumbuh kembangkan potensi warganya terutama anak-anak.
Dalam pandangan islam, masyarakat hendaknya di desain agar menjadi masyarakat yang madani yang terhindar dari kejahiliyahan. Madani dapat diartikan maju dalam peradaban, memilki tata nilai islami dan tidak tertinggal sedangkan jahiliyah identik dengan kebodohan, kegelapan dan penuh dengan hidup paganism dan kemusyrikan. oleh karena itu masyarakat islam harus dapat menunjukan identitasnya yang dilandasi dengan nilairahmatan lil ‘alamin
Daftar Pustaka
Azzarnui. 1995. Ta’limul muta’allim terj. Surabaya: Mutiara Ilmu

Share this post :
 
Support : Creating Website | bahrun grup | simponi
Copyright © 2011. Suara Muda Kebumen - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by cs
Proudly powered by Blogger