Suara Muda
Headlines News :
Home » » AKTIVIS MAHASISWA DI BERBAGAI NEGARA

AKTIVIS MAHASISWA DI BERBAGAI NEGARA

Written By Bahrun Ali Murtopo on July 6, 2010 | 7/06/2010



Akhir kolonialisme di abad 20 an, sejarah pergolakan di berbagai negara banyak diwarnai heroisme dari kalangan muda khususnya mahasiswa pemarah. Kata pemarah secara sepintas lalu menyiratkan makna negatif yakni sikap yang buruk dengan watak kasar, pemberang, tidak sabaran, gampang naik pitam, dan banyak sinonim yang setimpal buruknya. Tapi pengertian akan berbalik jika sifat pemarah itu justru muncul dari kegelisahan mendalam tentang ketimpangan, ketidakadilan, kelaliman yang menghimpit negaranya.
Atau juga sifat pemarah ini muncul dari pengekangan atas kebebasan menyurakan aspirasi dan kebebasan berpendapat. Sikap berang semacam ini perlu dan malah menjadi semacam sikap patriotik tertentu jika murni dan ikhlas ditujukan membebaskan rakyat banyak dari jeratan kebodohan dan kemalangan akibat penguasa yang menindas.
Jargon ampuh mahasiswa sekaligus identitas yang membedakan dari elemen gerakan lain adalah idealisme. Ia menjadi roh penggerak perjuangan untuk tatanan yang lebih adil dengan mengabaikan egoisme dan pertaruhan jiwa raga. Idealisme mahasiswa dalam memperjuangkan perubahan sistem sosial, ekonomi, politik dengan berdarah-darah tidak hanya terjadi di Indonesia. Mahasiswa di luar negeri pun dalam simpul-simpul pergerakan masing-masing bergerak atas nama idealisme. Perjuangan demi rakyat merombak tatanan yang tidak adil di manapun juga selau mendapat cobaan yang berat.
Sejak dulu mahasiswa menjadi sisi paradoksal kekuasan diktator. Tilik saja bagaimana perlawanan mahasiswa Hongaria melawan kekuasaan boneka Unisoviet yang akhirnya meledakkan revolusi yang dibayar dengan ratusan nyawa mahasiswa dan sipil sebagai harga perubahan. Demikian juga Mahasiswa Yunani yang menentang keuasaan rajanya yang semaunya menginjak-injak konstitusi. Mahasiswa Portugal melawan diktator Antonio Salazar. Mahasiswa Spanyol menghadapi rezim militeristik pimpinan Franco. Di Prancis mahasiswa kiri melawan pemerintahan De Gaulle meskipun patah karena briliannya permainan pemerintah mengerahkan pressure group. Mahasiswa Jerman menolak monopoli kekuasaan dan monopoli pemikiran yang didiktekan pemeritah. Demikian halnya di Negara-negara di Amerika latin yang banyak dikuasai diktator semena-mena seperti Stroesner di Paraguay, Somoza di Nikaragua, Duvalier di Haiti dan Fruentes di Guatemala yang menimbulkan ketidakpuasan di kalangan rakyat. Di Nikaragua misalnya anggaran pendidikan hanya 3 % sedang anggaran militer 40% akhirnya menimbulkan kebodohan dan kemiskinan, pengangguran bahkan kelaparan. Mahasiswa Aljazair menghadapi kesewenang-wenangan penjajah Prancis..Mahasiswa Aljazair merapatkan diri dalam Front Pembebasan Nasional dan harus berhadapan dengan senapan, bayonet yang merobek-robek tubuh mereka. Panjang jika diuraikan di sini apa yag terjadi di Mesir, Iran, Turki, Nepal, Korea, Filiphia hingga Indonesia.
Rentetan perjuangan mahasiswa dalam memukul mundur hantu keditatoran merupakan manifestasi kesadaran bahwa hidup dalam tekanan bertolak belakang dengan rasa kemanusiaan dan keadilan. Ada adagium yang mengatakan bahwa jika seorang mahasiswa tidak peduli menyelesaikan masalah-masalah di sekitarnya maka ia adalah bagian dari masalah tersebut. Jika masyarakat gelisah sudah seharusnya mahasiswa peka dan bergegas melompati pagar kampus dan berdiri paling depan untuk membela. Sebagai spes patriare atau harapan bangsa mata hati mahasiswa tidak boleh terlena oleh pragmatisme dan hedonisme yang mengkerdilkan semangat pembelaan terhadap yang tertindas.
Share this post :
 
Support : Creating Website | bahrun grup | simponi
Copyright © 2011. Suara Muda Kebumen - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by cs
Proudly powered by Blogger