Nenek nyamin
seorang penjualan jagung bakar di alun-alun kebumen, sebagi kegiatan aktifitas
dalam memafaatkan waktu, buat aktifitas
yang ber mafaat sebagi menpertahankan hasil bumi, jagung dari wrisan nenek
moyang sejak jaman penjajah sebagi makanan utama di keluarag petani.
Nenek yang sudah
punya putra-putri yang sudah mapan dan cucu, cicit tetap semangat bukan karena
penghasilnya tapi karena aktifitas ini sesuatu yang menarik buat menpertahankan
makan khas kebumen jagung bakar sebagai makanan
hasil pertnianahankan asli desa.
Apa pun yang
terjadi dalam penjualanya laku engga laku itu bukan masalah tapi ada sesuatu
kepuasan mewarnai kota kebumen khusunya alaun-alun ada berbagi makan tradisional asil kebumen.
Selama nenek masih sehat taka akan berhenti jualan jagung bakar di alun-alaun
dekat masjid agung kebumen.
Untukmelayani
penikmat jagung bakar khas kebumen. Walo
sering kali di belangi anak-anak dan cucu-cucunya suruh berhenti jadi penjula
jagung bakar sih nenek menolak karena ada kenimatan tersendiri menjadi penjual
jagung karane jadi penjual jagung bisa
menetaskan anak-anak jadi orang dan bisa tercapai cita-cita nanya, sampai lulus
sekolah . kebumen 1 novber 2011