Suara Muda
Headlines News :
Home » , » GP Ansor: Politisi Suburkan Gerakan

GP Ansor: Politisi Suburkan Gerakan

Written By Bahrun Ali Murtopo on May 9, 2011 | 5/09/2011

Radikal
“Banyak kelompok radikal yang secara politik dilindungi karena kepentingan tertentu."
VIVAnews – Ketua Gerakan Pemuda Ansor, Nusron Wahid, menyatakan bahwa politisi tidak bisa lepas tangan dari maraknya perkembangan paham radikal di tanah air. “Banyak kelompok radikal yang secara politik dilindungi karena kepentingan tertentu,” kata Nusron saat berbincang dengan VIVAnews.

Ia berpendapat, itu biasanya terkait dengan kepentingan politik menjaring suara menjelang pemilu presiden. “Gerakan radikal itu selalu memanfaatkan sentimen politik menjelang pilpres. Jadi, mereka kerapkali didatangi para calon presiden yang ingin meminta dukungan,” ujar Nusron, yang juga merupakan anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI.

Baru-baru ini, Pondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu menjadi sorotan karena ditengarai menjadi markas NII Komandemen Wilayah IX. Sejumlah calon presiden, calon wakil presiden, dan politisi partai politik pun tercatat pernah mengunjungi pesantren yang dipimpin oleh Panji Gumilang alias Abu Maarik itu.

Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, misalnya disebut-sebut memiliki kedekatan dengan Al-Zaytun. Namun Wiranto sendiri tidak merasa terganggu dengan isu itu. “Biarkan saja. Yang penting tidak ada kaitan apapun dengan Al-Zaytun, apalagi NII,” kata juru bicara Hanura, Soehandoyo, beberapa waktu lalu kepada VIVAnews. Ia menambahkan, sebagai tokoh masyarakat, wajar bila Wiranto dekat dengan kalangan pesantren.

Sekjen Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), juga pernah mengunjungi Al-Zaytun bersama Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, beberapa waktu lalu. Namun hal itu diterangkan hanya dalam rangka silaturahmi dengan sejumlah ponpes di Jawa Barat guna membangun bangsa. “Tidak benar sama sekali jika silaturahmi DPP Partai Demokrat dikaitkan dengan NII,” Ibas menegaskan.

Nusron mengatakan NII sebetulnya tidak tergolong besar dan masih bisa dilawan menggunakan cara-cara tertentu, terutama dengan memperkuat ideologi kebangsaan. “Harus dilawan dengan keyakinan dan kompetisi program,” katanya.

Ia menduga, banyak anak muda lebih tertarik pada NII dan gerakan Islam radikal lainnya karena kegagalan gerakan mainstream Islam untuk mengemas program yang menarik dan relevan. Oleh karena itu, Nusron mengimbau organisasi-organisasi massa Islam di tanah air seperti NU dan Muhammadiyah, agar memperbaiki program-programnya untuk kembali menarik minat kalangan muda. (kd)
• VIVAnews
Share this post :
 
Support : Creating Website | bahrun grup | simponi
Copyright © 2011. Suara Muda Kebumen - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by cs
Proudly powered by Blogger