INDIPT Online – Sekitar 10 jurnalis muda Kebumen berkumpul di Kantor INDIPT, Jl. Pangeranbumidirjo, Gg. Tengah, No. 103, Kawedusan Kebumen, Sabtu, 21 Mei 2011. Jurnalis-jurnalis muda tersebut, begitu mereka menyebutnya, adalah para penulis status facebook, twitter, dan situs jejaring sosial lainnya.
Para pengguna situs jejaring sosial ini mencermati berita-berita media massa dalam se-minggu terakhir, khususnya berita-berita terkait perempuan baik cetak ataupun online, dan mendiskusikan lebih jauh.
Disampaikan Irma Suzanti, perempuan sering menjadi korban misogini dalam pemberitaan di media massa, dan pada akhirnya berdampak pada pencitraan atau image perempuan itu sendiri yang semakin terpuruk. “Misal dalam penulisan judul berita, atau dalam penyampaian berita yang lebih banyak memberitakan kronologi kejadian tanpa diimbangi dengan pesan-pesan yang lebih mendidik,” jelas Irma.
Ada banyak faktor mengapa pemberitaan media massa cenderung menggunakan kalimat-kalimat yang sensasional, provokatif, an kurang memperhatikan aspek hak azazi manusia. Kemampuan dan kepekaan jurnalis dalam memberitakan atau membahasakan menjadi salah satu faktor mengapa berita yang diterbitkan tidak berperspektif gender. Kepentingan atau strategi bisnis pun menjadi pertimbangan perusahaan, dan disamping adanya kepentingan-kepentingan lainnya.
Wiwid Caromanov atau yang akrab disapa kang Wiwid menyampaikan bahwa peran media massa sangat penting dan sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat. “Jadi perlu ada upaya bersama untuk mengimbangi media massa, dan mempengaruhi media massa atau memanfaatkan media massa yang sudah ada seperti media jejaring sosial (internet),” jelas Kang Wiwid.
Mendorong para pengguna situs jejaring sosial (facebook, twitter, blog, youtube, dll) yang lebih berperspektif gender merupakan salah satu langkah yang perlu dilakukan. Bagaimana pengguna situs jejaring sosial ini lebih berperspektif gender dan kritis dalam mensikapi pemberitaan yang bias gender.
Forum Sabtuan ini diharapkan menjadi media pembelajaran, dan memberi inspirasi bagi para penulis muda Kebumen agar lebih berperspektif gender dalam memberikan informasi atau berita.
Disampaikan Humam Rimba (koordinator Forum Sabtuan INDIPT) bahwa Forum Sabtuan ini diharapkan bisa menjadi media atau ruang untuk melihat dan mensikapi pemberitaan-pemberitaan di media massa. “Ruang ini diharapkan menjadi kekuatan bersama dalam mensikapi dan mengimbangi pemberitaan-pemberitaan media massa,” jelas Humam.***
Para pengguna situs jejaring sosial ini mencermati berita-berita media massa dalam se-minggu terakhir, khususnya berita-berita terkait perempuan baik cetak ataupun online, dan mendiskusikan lebih jauh.
Disampaikan Irma Suzanti, perempuan sering menjadi korban misogini dalam pemberitaan di media massa, dan pada akhirnya berdampak pada pencitraan atau image perempuan itu sendiri yang semakin terpuruk. “Misal dalam penulisan judul berita, atau dalam penyampaian berita yang lebih banyak memberitakan kronologi kejadian tanpa diimbangi dengan pesan-pesan yang lebih mendidik,” jelas Irma.
Ada banyak faktor mengapa pemberitaan media massa cenderung menggunakan kalimat-kalimat yang sensasional, provokatif, an kurang memperhatikan aspek hak azazi manusia. Kemampuan dan kepekaan jurnalis dalam memberitakan atau membahasakan menjadi salah satu faktor mengapa berita yang diterbitkan tidak berperspektif gender. Kepentingan atau strategi bisnis pun menjadi pertimbangan perusahaan, dan disamping adanya kepentingan-kepentingan lainnya.
Wiwid Caromanov atau yang akrab disapa kang Wiwid menyampaikan bahwa peran media massa sangat penting dan sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat. “Jadi perlu ada upaya bersama untuk mengimbangi media massa, dan mempengaruhi media massa atau memanfaatkan media massa yang sudah ada seperti media jejaring sosial (internet),” jelas Kang Wiwid.
Mendorong para pengguna situs jejaring sosial (facebook, twitter, blog, youtube, dll) yang lebih berperspektif gender merupakan salah satu langkah yang perlu dilakukan. Bagaimana pengguna situs jejaring sosial ini lebih berperspektif gender dan kritis dalam mensikapi pemberitaan yang bias gender.
Forum Sabtuan ini diharapkan menjadi media pembelajaran, dan memberi inspirasi bagi para penulis muda Kebumen agar lebih berperspektif gender dalam memberikan informasi atau berita.
Disampaikan Humam Rimba (koordinator Forum Sabtuan INDIPT) bahwa Forum Sabtuan ini diharapkan bisa menjadi media atau ruang untuk melihat dan mensikapi pemberitaan-pemberitaan di media massa. “Ruang ini diharapkan menjadi kekuatan bersama dalam mensikapi dan mengimbangi pemberitaan-pemberitaan media massa,” jelas Humam.***