Malam jumat kliwon
malam kramat, karena malam jumat tempatnya menmandikan keris oleh berbagi
kepercaya dari ulama hingga para pejabat, pengusaha, kauola muda yang suka denga kata misti. dari
ajaran hindu buda, karean ajaran itu tak bisa di hilangkan karean sudah
mendarah daging, karean sebelum ada islam ada hindu buda ,
Makna jawa dan kliwon Orang
jawa bilang karena warisan turun.memurun,
yang bisa di pisahkan dari nilai-nilai aqidah dan ke islaman, karean udah weling dari sesepuh, contoh keris kareana
punya sejarah keluaraga yang menbudayaakan
budaya jawa, kata kejawen dan kliwong tak akan mukin hilang oleh orang jawa
karena satu keluarga pasti ada yang berminat, mengetahuai sejarah jawa atau
budaya jawa tampa di sadari karena sudah mengakar oleh orang jawa.
Pada jaman dahulu salah
satu sistem pemerataan perekonomian rakyat diatur dengan pembagian tempat jual
beli pasar. Yang berjumlah 5 titik tempat mengikuti arah mata angin Timur,
Selatan, Barat, Utara dan Tengah. Pasar Legi berada di Timur, Pasar Pahing
berada di Selatan, Pasar Pon di Barat, Pasar Wage di Utara dan Pasar Kliwon
berada di pusat / tengah kota. Pasar ini buka secara bergantian, mengikuti
sirklus pasaran pancawara tersebut.
Sedangkan dalam
masyarakat Islam, tempat jual beli pasar disebut pekan. Dan hari pasar memakai
sirklus mingguan yang berjumlah 7 hari Senin, Selasa dst. Misalnya ada Pasar
Minggu, Pasar Senen dan seterusnya. Oleh sebab itu seminggu 7 hari dalam
bahasa jawa disebut juga sepekan pekan=pasar.
Dengan demikian
tidaklah aneh bila penamaan hari dan pasaran seperti Senin Kliwon, Selasa Legi
dan seterusnya itu hanya dikenal di Jawa saja.
Menurut kepercayaan
Jawa, hitungan Pasaran yang berjumlah lima itu sejalan dengan ajaran “Sedulur
papat, kalima pancer”. Empat saudara, kelimanya pusat. Ajaran ini mengandung
pengertian bahwa setiap diri manusia mempunyai empat saudara. Disebut saudara
sebab keberadaannya ada sejak manusia masih dalam kandungan ibu. Pancer adalah
diri kita ke-aku-an atau Ego. Juga berkaitan dengan 4 unsur anasir pembentuk
raga atau jasad yaitu tanah, air, api dan udara.
Hasil ngobrol dengan
pak mingan penjaga stainu kebumen : kebumen 17 november 2011