Pola Orba yang Ancam Timbulkan Konflik
JAKARTA- Munculnya sejumlah spanduk berisikan tulisan antikomunis dan Negara Islam Indonesia (NII) di sekitar lokasi bentrok warga-TNI di Desa Setrojenar, Kecamatan Bulupesantren, Kebumen, perlu diwaspadai.Selain berpotensi menimbulkan konflik horizontal di tengah masyarakat, hal itu juga menandakan dipakainya kembali pola-pola Orde Baru dalam memberangus kekritisan rakyat.
Hal itu dikatakan Sekretaris Fraksi PKB DPR M Hanif Dhakiri, kemarin. Menurutnya, munculnya spanduk bernada mencari kambing hitam itu tak bisa dianggap sepele, walau kejadiannya baru di satu desa yang jauh dari Jakarta.
Hal itu terkait dengan kemungkinan digunakannya isu komunisme, terorisme, dan NII untuk membungkam sikap kritisis dan hak demokrasi rakyat.
“Ini merupakan kemunduran. Masak hari begini masih ada yang menakut-nakuti rakyat dengan isu semacam itu,’’ katanya di Jakarta, Senin (23/5).
Ketua DPP PKB itu meminta aparat keamanan dan pemda segera mencabut spanduk-spanduk yang tak jelas pemasangnya tersebut.
Kedungombo
Hanif mengingatkan bahwa pada zaman Orde Baru pola seperti itu sering dipakai.
“Yang memprotes penggusuran dituding komunis, ekstrem kiri atau kanan. Itu tidak benar. Warga Kedungombo di Boyolali, contohnya. Sudah kena gusur, dituduh komunis pula,’’ katanya.
Dalam pandangan anggota DPR asal Dapil I Jateng itu, hanya rezim otoriter yang bekerja dengan memberi label negatif terhadap gerakan rakyat.
Dia meminta Presiden SBY memantau pelaksanaan kekuasaan di bawahnya, baik sipil maupun militer yang berpotensi menggunakan cara-cara Orba dalam menghadapi sikap kritis rakyat.
Dia juga meminta Panglima TNI terus memantau perkembangan kasus Kebumen agar proses penyelesaiannya dilakukan secara dialogis sesuai koridor hukum dan tidak menggunakan pendekatan kekuasaan. (di-59)
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/05/24/147549/Pola-Orba-yang-Ancam-Timbulkan-Konflik-