SUARA KEDU
15 Mei 2011
KEBUMEN - Aksi penolakan terhadap latihan TNI AD di kawasan pesisir selatan Kebumen kembali digelar oleh warga Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Sabtu (14/5).Aksi yang diikuti oleh sekitar 30 warga itu digelar di sejumlah titik jalan menuju Kantor Perwakilan Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI AD. Dalam aksi tersebut, warga memasang spanduk melintang di jalan yang berisi tentang penolakan terhadap latihan TNI AD.
Spanduk warna putih berukuran 10x1 meter dengan tulisan warna merah dan gambar tengkorak itu antara lain berbunyi: ”Warga Bersatu, Tolak Latihan TNI”, ”Jadikan Kawasan Urut Sewu sebagai Lahan Pertanian dan Pariwisata”.
Insiden Bentrok
Paryono (42), koordinator aksi mengatakan, aksi warga tersebut dipicu oleh pernyataan Panglima Kodam IV Diponegoro Mayjen TNI Langgeng Sulistyono bahwa TNI AD tetap menggelar latihan maupun uji coba senjata di Urut Sewu. Bahkan dijadwalkan dalam waktu dekat ini, latihan akan segera digelar. ”Dengan kekuatan yang ada, kami tetap akan melakukan perlawanan,” ujar Paryono kepada Suara Merdeka di sela-sela aksi.
Disinggung insiden bentrok antara personel TNI dan petani yang mengakibatkan banyak warga luka-luka oleh tembakan anggota TNI, Paryono mengatakan, hal itu seharusnya tidak perlu terjadi. Bahkan menurut dia, seharusnya tidak ada sengketa di kawasan Urut Sewu.
”Sebab tanah yang dipersoalkan itu adalah tanah warga yang diperoleh secara turun temurun,” imbuhnya.
Komandan Kodim 0709 Kebumen, Letkol Inf Windiyatno enggan berkomentar terkait aksi warga. Terkait latihan, kata dia, merupakan kewenangan Dislitbang TNI AD. Termasuk persoalan di Urut Sewu menjadi kewenangan Kodam IV Diponegoro.
”Kalau pun ada latihan, kami hanya diberi surat tembusan,” ujar Dandim. (J19-69)
