Sejak pemerintah daerah melaksanakan sistem perencanaan dan penganggaran pembangunan partisipatif, suara masyarakat desa konon bisa terangkat kepermukaan hinga mampu mempengaruhi kebijakan pembangunan daerah.(Gambar; Alam Kebumen/situasi kota kebumen, kondisi masyarakat desa miskin, kompleks DPRD Kebumen)
Seperangkat kegiatan dalam siklus perencanaan dan penganggaran seperti musrenbang, forum SKPD, penyusunan RKPD, KUAPBD hingga penetapan menjadi APBD, menurut banyak kalangan dinilai berhasil memetakan kebutuhan dasar masyarakat, terlebih menjawab ketimpangan gender yang selama ini ada dalam tubuh masyarakat.
(Gambar; siklus perencanaan dan penganggaran, gambar ketok palu bertulis APBD, foto sidang DPRD)
Benarkah program dan anggaran daerah kita sudah pro gender, dalam arti sudah mendasarkan pada gender perspective ? bila jawabannya ya, mengapa angka kematian ibu dan angka kematian balita di Kebumen masih saja tinggi ? Belum lagi kasus gizi buruk dan gizi kurang di Kebumen juga tergolong tinggi.
(Gambar; kemewahan mobilitas dewan/pejabat, ibu miskin menggendong anak, kliping koran/data pilah, korban gizi buruk)
Irma menyoroti pengalokasian anggaran yang dirasa kurang tepat/tidak pro gender. (cukup 2 menit)
(Gambar; Irma ngomong, buku APBD Kebumen 2011kolom yang dosoroti)
Padahal kalau kita mau jujur, perempuan juga punya andil besar dalam proses absorsi (penyerapan) sumber pendapatan daerah. Coba kita tengok dipasar, mayoritas pedagang didalamnya perempuan, yang setiap hari mereka memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan daerah dari sektor retribusi. Pengunjung rumah sakit sebagian besar juga berasal dari perempuan. Dengan demikian pendapatan daerah dari sektor kesehatan penyumbang terbesar adalah perempuan. Tapi mengapa dalam dimensi distribusi maupun expenditure anggaran daerah, perempuan selalu termarginalkan dan menerima program yang tidak inovatif serta strategis yang mengangkat kapasitas perempuan ?
(Gambar; keramaian masyarakat/didepan pasar, perempuan pedagang pasar, kertas retribusi, halaman rumah sakit, perempuan di rumah sakit beserta pengunjungnya)
Dilain pihak, akuntabilitas yang konon telah tersemat pada praktek good governance, di Kebumen tak kunjung membuka tabir keterbukaan anggaran pada publik. Secara formal pemkab Kebumen memang mempublish rangkuman APBD di banyak media seperti direct mail, Ratih TV maupun media cetak seperti koran. Akan tetapi masyarakat kesulitan mengakses forum penganggaran seperti pembahasan KUA, PPAS dan RKA yang notabenenya dibahas oleh ilite panggar eksekutif dan legislatif, termasuk juga mengakses dokumen publik yang terkait dengan rincian anggaran belanja.
(Gambar; Keramaian kendaraan dikota kebumen, keramaian alun-alun kebumen, kantor press center, kliping/tulisan good governance, situs pemkab, siaran ratih TV/kantor ratih TV, koran, orang dikantor pemerintah/dprd/setda, konsultasi publik/perkumpulan yang pesertanya berseragam dinas semua, dan gambar pendukung lainnya)
Dalam kondisi tata kelola pemerintahan yang demikian tentu membutuhkan peran masyarakat sipil kritis dan aktif, utamanya dari kalangan muda, untuk mendorong tata kelola anggaran yang lebih adil gender. Untuk itu dibutuhkan inisiatif baru untuk melahirkan pemimpin-pemimpin muda yang kritis, berkapasitas, serta progresif. Untuk menjawab kebutuhan itu, Indipt bekerja sama dengan Tifa Foundation menjalankan program yang bertujuan memperkuat kapasitas para pemimpin muda untuk menelusuri anggaran yang sensitif gender.
(Gambar; diskusi-diskusi para tokoh muda, foto pemuda sedang usul, dll)
Pak Tajib ngomong bahwa untuk meningkatkan kapasitas para pemimpin muda, indipt akan menyekolahkan terkait (mentoring tracking anggaran) APBD di Pattiro Surakarta. Siapa-siapa yang terlibat, tujuan dan harapannya (cukup 3 menit)
(Gambar; pak tajib ngomong, ilustrasi pendukung yang diomongkan)
Mentoring Tracking Anggaran
Proses mentoring tracking anggaran di Pattiro Surakarta
(Gambar; Shoot dalam perjalanan, Selamat datang Pattiro)
-pengertian anggaran
(Audio Video; Pengantar dari Alif Pattiro, diskusi kelompok, presentasi, aktivitas lain dalam diskusi)
-fungsi anggaran
(Audio Video; Penjelasan dari Alif Pattiro, reaksi temen-temen indipt, dll)
-siklus perencanaan dan penganggaran
(Audio Video; dikusi kelompok, presentasi, penjelasan dari Alif Pattiro, reaksi temen-temen indipt, dll)
-struktur dan komponen pendapatan
(Audio Video; diskusi kelompok membaca pendapatan, penjelasan dari Alif Pattiro, reaksi temen-temen indipt. Dll
-struktur dan komponen belanja daerah
(Audio Video; diskusi kelompok membaca belanja daerah, penjelasan dari Alif Pattiro, reaksi temen-temen indipt, dll)
-struktur dan komponen pembiayaan daerah
(Audio Video; diskusi kelompok prosentasi pendapatan dan belanja, penjelasan dari Alif Pattiro, reaksi temen-temen indipt. Dll)
-analisis anggaran
(Audio Video; diskusi kelompok membaca anggaran dari tahun ke tahun, penjelasan dari Alif Pattiro, reaksi temen-temen indipt. dll)
-analisis anggaran publik sensitif gender
(Audio Video; Sharing program posyandu, reaksi temen-temen indipt, dll)
-penelusuran anggaran berbasis gender
(Audio Video; paparan dari Alif terkait langkah-langkah tracking anggaran berbasis gender, diskusi kelompok langkah konkrit yang akan dilakukan temen-temen indipt dalam tracking anggaran berbasis gender, aktivitas temen-temen indipt dan reaksinya, dll)
Closing
-penegasan terkait tracking anggaran berbasis gender (Alif Basuki)
Prinsip dasar tracking anggaran berbasis gender dan contohnya (5 menit)
- sharing pengalaman advokasi dari kawan pattiro (Ahmad Munawir)
Pengalaman advokasi yang pernah dilakukan baik kendala, temuan-temuan lain dilapangan, dan pesan untuk teman-teman indipt. (5 menit)
Selesai
oleh : irma sunsanti
