Seminar
nasional yang diselenggarakn atas
kerjasama IKAS kebumen bekerjasama dengan kementrian dalam negeri. Dalam
pelaksanaanya seminar ini dimulai pada pukul 09.35, di gedung PKK pada tanggal
10 desember 2011. Dengan mengadakan seminar nasional ini, kisa bisa Meningkatkan
wawasan kebangsaan, meningkatkan kesadaran di era globalisasi, meningkatkan
kerukunan antara umat beragama. Peserta di ikuti oleh
seratus 200 peserta, yaitu utusan ormas, guru, LSM, Dosen, Perwakilan Mahasiswa, OKP, Tokoh Agama dan Tokoh Lintas Agama, yang di hibur kesenian tradisionla jajaneng.
seratus 200 peserta, yaitu utusan ormas, guru, LSM, Dosen, Perwakilan Mahasiswa, OKP, Tokoh Agama dan Tokoh Lintas Agama, yang di hibur kesenian tradisionla jajaneng.
.
Karena tantangan kedepan sangat berat jadi kita bisa harus memperdayakan budaya
dengan optimal. Karena banyak masyarakat dan pemuda yang mulai menjauhi budaya,
oleh karena itu. ini menjadi PR kita untuk bisa berpikir lebih maju tanpa
meninggalkan budaya yang ada. Oleh Karena itu, kita harus bisa
mengaktualisasikan budaya di ranah apapun, sebagai wujud cinta kita kepada
budaya. Ketua Stainu Kebumen
Dalam seminar ini, untuk Memajukan
kesejahteraan umum, meningkatkan daya saing bangsa sehingga dibutuhkan komponen
masyarakat sesuai profesinya untuk mewujudkan kemajuan bangsa yang dengan
sendirinya mampu dikuatkan melalui budaya. DIRJEN KESBANGPOLIMAS RI
Untuk mewujudkanya, dibutuhakan
budaya yang mampu brsinergi dengan
budaya dalam menanggapi era globalisasi. Alasan mendasar, pembangunan bangsa
yang perlu kita kaji bersama di antaranya:
·
Secara ideologis , perlunya naratifitas wujud nyata
·
Historis, dinamika inti seusia
proceduralsejarah dalam memahaminya
Sosio
cultural ;keharusan suatu bangsa yang multicultural, saling menghargai,
memahami serta toleransi untuk membangun peradaban bangsa.
Sambutan
Bupati kebumen Demokrasi baru hanya kebebasan mengungkapkan pendapat, belum
sampai pada tataran cara dalam menyampaikanya sehgga terjadi anarkis.
Globalisai ada karena pengaruh budaya asing, yang dapat meruntuhkan bangsa. Dengan
semboyan bhineka tunggal ika, kita harus mampu memupuk pola pikir, sikap dan kebersamaan, untuk
menuntaskan budaya dalam bingkai NKRI. Sehingga ada hal yang perlu kita
lestarikan, seperti tradisi gotong royong, hal ini kedepan perlu di lestarikan
bersama.
Dari Ke 4 Pemateri
1.Ki dalang basuki
karto dirgantoro (Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Kebumen)
Menurut
ki dalang, seni di bagi menjadi dua yaitu Seni tradisi dan kon temporer.
Maksudnya, Kontemporer ; bisa mengikuti arus globalisasi. Tradisi: sesuai
adanya dari zaman ke zaman masih dalam konsep dan formulasi budaya di masa
lalu.
Pada
dasarnya yang namanya, dewan kesenian itu kedudukan sama dengan pendidikan,
namun bupati kebumen belum melantik sebagai dewan kesenian walaupun ada SK yang
turun. Tugas DKK, menginventarisasi
keesenian kabupaten kebumen.
Budaya
local kebumen adalah bagian dari jatidiri, dalam bingkai nasionalisme. Menurut
ki dalang, dalam pengamalan budaya, kita harus bisa memilah, memilih, mengambil
an melepas sebuah yang sesuai dengan zaman sekarang, namun sbstansinya masih
ada. Jadi kita harus mengikuti budaya
yang baik, dan tidak membuat kita kesusahan, tapi kita sendiri tidak boleh
mempermudah bahkan meremehkan sebuah budaya.
Di
era ini, ada sebuah fiosofis budaya yang tidak akan terkikis dalam kehidupan
zaman, selain budaya gotong royong, seharusnya dalam benak bangsa memiliki
nilai-nilai tradisi budaya yang bagaimana I sampaikan oleh ki hajar dewantoro,
di antaranya :
·
Ing
ngarsa sung tuladha ( di depan enjadi contoh)
·
Ing
madya mangun karsa ( ditengah-tengah harus bisa membangkitkan semangat)
·
Tut
wuri handayani ( di belakang harus mendorong)
2.Rohadi (Wakil dari Ketua DPRD Kebumen)
Gotong royong, sopan santun, andap ansor dan dari
sisi asset-aset seni di antaranya. Seni yang ada, tidak hanya semacam lahiriah,
namun perlu internalisasi dari seni sehingga mampu di aktualisasikan dan
meresap di dalam prbadi –pribadi kita. Oleh karena, perlunya pemahaman ulang
tentang konsep budaya yang mampu di internalisasikan. Nternalisasi ii
seharusnya tidak hanya di dunia masyarakat, namun bisa melalui sekolahan
(formal) maupun informal( keluarga).
Selain hal itu, perlunya perumusan jati diri,
sehingga bisa mengaktualisasikan budaya sesuai identitas kita. Hal ini perlu
dalam perumusanya, supaya mudah dikenali dan mengenali tentang diri kita
sendiri.
3.Eko wahyudi S.Pd.I
Semoga kebumen bermimpi, dalam mengedepankan budaya.
Kita sebgai orang kebumen, jadikan budaya kita budaya yag beradab, dalam hal
berbudaya tidak hanya menghafal, namun perlu adanya tindakan yang nyata sebagai
bentuk fisik setelah adanya internalisasi dalam meneguhkan NKRI, sebgai wujud
relevansi dalam peningkatan budaya.
4.Rofik ( staff pengajar Unsoed purwokerto)
Kita hidup dalam satu bangsa, namun terjaid
kejelasan warna, ras dan segalanya. Karena aadanya akumulasi proses kesejaraha,
akrea adanya glombang sejarah, jadi dalam seminar ini tentang budaya, kita
harus muhasabah dan refleksi diri (self
refleksion). Budaya itu adalah suatu yang asli, suatu yang besar dalam
meneguhkan identitas diri.
Dalam meneguhkan budaya kita harus tahu dulu tentnag
radikal ekstrim kiri dan kanan. Sehingga jikalu kita mengtahuinya, maka setiap
perubahan yang ada daam budaya dan setiap perubahan yang ada bai yang sesuai
maupun tidak , mampu kita pahami bersama. Orang lain rebut tentag pluralisme,
namun hari ini toleransi begitu mahal
sebagai jaur untuk meneguhkan budaya.karena, semakin kedepan, budaya
rasa malu mulai hilang, ketika kita mlanggar aturan budaya.