Suara Muda
Headlines News :
Home » , » Sejak Orba-Orref Petani Tak Peroleh Keberpihakan Kebijakan Pemerintah

Sejak Orba-Orref Petani Tak Peroleh Keberpihakan Kebijakan Pemerintah

Written By Bahrun Ali Murtopo on May 7, 2011 | 5/07/2011


Yogyakarta, CyberNews. Guru besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM, Prof Dr Moch Maksum Machfoedz meluncurkan buku ''Rakyat Tani Miskin: Korban Terorisme Pembangunan Nasional''. Buku setebal 190 halaman yang diterbiitkan Pusat Studi Pedesaaan dan Kawasan (PSPK) UGM itu merangkum hasil pemikiran Prof Maskum tentang kondisi para petani yang tidak mendapat keberpihakan dari kebijakan pemerintah sejak era Orde Baru (Orba) hingga Orde Reformasi (Orref).

Meski 56,8% warga Indonesia adalah petani. Namun fakta menunjukkan pasar pertanian telah dibanjiri dengan produk impor. Bukan hanya buah dan sayuran. Kedelai sebagai bahan baku tempe pun masih impor. Bahkan pengakuan swasembada beras yang pernah diraih ternyata tak pernah mengurangi impor beras setiap tahunnya.
''Sepertinya tak ada lagi tempat bagi petani negeri ini untuk menjadi pemilik pasar pertanian. Tidak ada perhatian terhadap mereka, tak ada perlindungan, apalagi bantuan,'' katanya dalam diskusi bukunya di PSPK.
Menurutntya, sekarang posisi petani semakin terjepit, bukan karena situasi alam dengan musim yang tidak bisa diduga karena perubahan iklim. Tapi pupuk, bibit unggul, pestisida dan bahan pertanian lainnya kini harganya kian melambung tinggi. Seringkali menjadi langka jika musim tanam tiba. ''Anehnya, ketika petani bingung menetapkan musim tanamnya, pemerintah tidak membantu mencarikan solusi yang efektif dan produktif, justru megimpor produk pertanian termasuk bahan pokok,'' katanya.
Selain itu, petani juga menghadapi biaya produksi yang tinggi ditambah rendahnya harga jual produk pertanian. Mereka juga diharuskan berkompetisi dengan produk impor yang dilindungi negaranya. ''Buku ini menjadi saksi, betapa petani kita miskin dan petani selalu kalah akibat kebijakan yang ada. Sedangkan arah pembangunan pertanian juga tidak jelas,'' ujarnya.
Ekonom UGM Rimawan Pradiptyo PhD yang mengulas ''Buku Rakyat Tani Miskin (RTM)'' karya Prof Maksum menyampaikan, buku tersebut lebih banyak mengulas tentang berbagi strategi pembangunan yang dipilih oleh pemerintah sejak Orde Baru hingga sekarang.
''Di buku ini secara lugas Prof Maksum membuktikan pada dasarnya kebijakan ekonomi dari sejak Orde Baru hingga sekarang cenderung ''status quo'','' katanya.
Karena kebijakan ''status quo'' tersebut berdampak pada keterpurukan di sektor pertanian yang terjadi secara terus menerus. Dia menilai, Prof Maksum sangat jeli dalam melihat inkonsistensi kebijakan pemerintah, ''isuk impor sore ekspor,'' ataupun juga kebijkan yang mengatasnamakan petani, namun bukan petani yang mendapat keuntungan terbesar.
''Hal lain yang disoroti dibuku ini adalah ketidakberpihakan kebijakan kepada petani dan lemahnya ''bargainingposition'' pemerintah terhadap lembaga donor asing,'' tambahnya.
( Bambang Unjianto / CN27 / JBSM )
Share this post :
 
Support : Creating Website | bahrun grup | simponi
Copyright © 2011. Suara Muda Kebumen - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by cs
Proudly powered by Blogger