#SuaraMuda-Di awal tahun 2012 ini, perlunya adanya penyelamatan warga 1,24 juta
Kebumen dari ancaman krisis ekonomi global yang berimbas pada kematian
usaha kecil Kebumen, kebijakan fiscal pasar bebas yang dimulai tahun
2000 ditandai MoU Negara G 20 di swiss , MDG’s di Bali 2006 dan
perjanjian “AFCTA - ASEAN 2010”, serta ancaman naiknya angka kemiskinan
dan rusaknya nilai kearifan local warga Kebumen. Maka perlu ada langkah
penyelamatan usaha kecil desa dari ancaman krisis ekonomi global.
Walaupun ditahun 2010 indeks pertumbuhan ekonomi no 3 dari 35 kab/kota di Jawa Tengah, hal tersebut sebagai posisi aman, mendorong Kebumen dalam pembangunan. Di tingkat ekonomi nasional Indonesia yang termasuk kelompok Negara Dunia Ketiga (negara merdeka miskin), perlu langkah nyata, yakni melawan produk luar untuk Gerbong Pasar Bebas Dunia oleh negeri negeri kapital yang diusung oleh dunia pertama (negara medeka kaya).
Di tahun 2012, lebih mengerikan ada terancamnya krisis moneter wirausaha kecil di desa Kebumen, dikarenakan kita tidak mampu mengimbangi arus Pasar Bebas. Selain itu, Sempitnya ruang gerak hasil produk Kebumen dengan harga murah, dan tidak berkualitas, yang mengerikan lagi pasar bebas mendidik kita untuk membeli, produk luar dengan bertujuan konsumerisme.
Di tahun 2012, akan terjadi perang perdagangan dunia pertama dan ketiga, yang dimenangkan dunia pertama, sehingga gelombang pasar bebas akan menguasai semua lini kehidupan urat nadi perekenomian sampai desa-desa di Kebumen. Dikarenakan kita tidak menguasai pasar, modal dan lemahnya sumber daya skill dalam membuat produk. Selain itu adanya permodalan dari bank bagi usaha kecil dipersulit,
Perjalanan wacana pasar bebas di mulai tahun 2000, di tahun 2012 ini berarti sudah 11 tahun oleh Negara-negara dunia pertama (amerika, Australia,eropa dan adi kuasa lainya,) pasar bebas sudah dirasakan sampai desa-desa di Kebumen dari 460 desa/kelurahan, perlunya adanya penyelematan orang wirausaha desa. Pasar bebas bergerak kencang di didorong adanya penandatangan MDGs di Bali 2006, kemudian disusul komitmen Negara dunia pertama dengan G20, dan adanya Negara dunia ketiga menghipnotis Negara ASEAN, yakni AFCTA 2010 agar gelombang pasar bebas di luncurkan sebebas-bebasnya sampai lorong kecil desa, tanpa batas Negara dan batas territorial:
Langkah penyelematan krisis global di Kebumen:
1. terwujudnya visi misi perekenomian kerakyatan berbasis kearifan local, untuk kekuatan pembangunan
2. Gencarkan kampanye cinta produk Kebumen, bersama pemerintah, pengusaha kecil dan warga,
3. Adanya penguasaan pasar desa, dan pemberdayaan pengusaha kecil menguasai pasar desa Kebumen,
4. Perlunya inovasi dan peningkatan mutu produk Kebumen untuk ekspor dunia,
5. Adanya kurikulum pendidikan wirausaha sejak dini (PAUD),SD,SMP,PT dan dirikan pendidikan formal desa dirikan sebagai pusat usaha wirausaha di setiap desa.
6. Adanya permodalan bagi usaha kecil oleh Bank negeri dan swasta dengan “ tanpa jaminan”,
Demiikian release ini kami sampaikan, sebagai kepedulian REPDEM membantu Kebumen dalam menata pembangunan ekonomi kerakyatan.
Kebumen, 1 Januari 2012
Ttd.
Eko Wahyudi
Ketua REPDEM Kebume
Walaupun ditahun 2010 indeks pertumbuhan ekonomi no 3 dari 35 kab/kota di Jawa Tengah, hal tersebut sebagai posisi aman, mendorong Kebumen dalam pembangunan. Di tingkat ekonomi nasional Indonesia yang termasuk kelompok Negara Dunia Ketiga (negara merdeka miskin), perlu langkah nyata, yakni melawan produk luar untuk Gerbong Pasar Bebas Dunia oleh negeri negeri kapital yang diusung oleh dunia pertama (negara medeka kaya).
Di tahun 2012, lebih mengerikan ada terancamnya krisis moneter wirausaha kecil di desa Kebumen, dikarenakan kita tidak mampu mengimbangi arus Pasar Bebas. Selain itu, Sempitnya ruang gerak hasil produk Kebumen dengan harga murah, dan tidak berkualitas, yang mengerikan lagi pasar bebas mendidik kita untuk membeli, produk luar dengan bertujuan konsumerisme.
Di tahun 2012, akan terjadi perang perdagangan dunia pertama dan ketiga, yang dimenangkan dunia pertama, sehingga gelombang pasar bebas akan menguasai semua lini kehidupan urat nadi perekenomian sampai desa-desa di Kebumen. Dikarenakan kita tidak menguasai pasar, modal dan lemahnya sumber daya skill dalam membuat produk. Selain itu adanya permodalan dari bank bagi usaha kecil dipersulit,
Perjalanan wacana pasar bebas di mulai tahun 2000, di tahun 2012 ini berarti sudah 11 tahun oleh Negara-negara dunia pertama (amerika, Australia,eropa dan adi kuasa lainya,) pasar bebas sudah dirasakan sampai desa-desa di Kebumen dari 460 desa/kelurahan, perlunya adanya penyelematan orang wirausaha desa. Pasar bebas bergerak kencang di didorong adanya penandatangan MDGs di Bali 2006, kemudian disusul komitmen Negara dunia pertama dengan G20, dan adanya Negara dunia ketiga menghipnotis Negara ASEAN, yakni AFCTA 2010 agar gelombang pasar bebas di luncurkan sebebas-bebasnya sampai lorong kecil desa, tanpa batas Negara dan batas territorial:
Langkah penyelematan krisis global di Kebumen:
1. terwujudnya visi misi perekenomian kerakyatan berbasis kearifan local, untuk kekuatan pembangunan
2. Gencarkan kampanye cinta produk Kebumen, bersama pemerintah, pengusaha kecil dan warga,
3. Adanya penguasaan pasar desa, dan pemberdayaan pengusaha kecil menguasai pasar desa Kebumen,
4. Perlunya inovasi dan peningkatan mutu produk Kebumen untuk ekspor dunia,
5. Adanya kurikulum pendidikan wirausaha sejak dini (PAUD),SD,SMP,PT dan dirikan pendidikan formal desa dirikan sebagai pusat usaha wirausaha di setiap desa.
6. Adanya permodalan bagi usaha kecil oleh Bank negeri dan swasta dengan “ tanpa jaminan”,
Demiikian release ini kami sampaikan, sebagai kepedulian REPDEM membantu Kebumen dalam menata pembangunan ekonomi kerakyatan.
Kebumen, 1 Januari 2012
Ttd.
Eko Wahyudi
Ketua REPDEM Kebume