SOLUSI PENYERAPAN TENAGA KERJA
Kelemahan wirausaha desa di negeri Indonesia terutama di Kabupaten Kebumen Jawa tengah,
yaitu: berdiri sendiri, bak manajemen tukang sate kambing, beli kambing sendiri,
menyembelih kambing sendiri, membakar sate sendiri, membuat sindik sate sendiri
dan memasarkan sendiri. Semua serba sendiri. Sehingga ketika ada persoalan
usaha ditanggung sendiri dan ancaman bangkrut lebih besar, serta tidak bisa
menyerap tenaga kerja.
di abad 21 (abad perang eknomi) di pedesaan luar biasa gerakan usah dunia
yang dikuasai para pialang ekonom dunia (kapitakis dunia), luar biasa ini. Hal ini gambaran bahwa ada nilai peradaban yang bergeser kebudayaan manusia. Perubahan setiap masa merupakan daripada
pemikiran manusia dalam mempertahankan hidup. Hanya akal dan berpikir yang
teoat dan cerdas dalam memlih usaha sehingga bisa menguasai dunia, mengasai
seluruh desa disuatu negeri. Timbul pertanyaan, apakah kita diam dan tingal melihat mereka yang bisa
berwirusaha dari kecil menjadi menengah atau wirausaha raksasa dunia menguasai desa kita.
China sebagai guru usaha tahun 2011 ini, negeri ini yang paling siap
ketika melakukan pasart bebas, di balik kesiapan pasar bebas, china juga sudah berkoalisi dengan terpaduan atas nilai kebudayaan, ras, senasib sepenanggung, etos kerja
keras dan saling membantu sehingga badai
yang menerjang mereka para pelaku usaha china tidak goyang, beda dengan
negeri ini yang belum bisa terpadu (koalisi usaha).
Tapi belum terlambat bagi kita
sebagai negeri dan daerah yang masih terus belajar melengkapi kekurangan dan
mencari sebuah identitas kebudayaan, mencari sebuah persatuan, mencari nilai gotong royong. Sedang belajar
hidup kerja keras setelah sekian lama
nilai kebudayan kita hancur sebagai Negara jajahan 350 tahun lamanya, selin itu kita juga sebagai
bangsa yang besar mempunyai kekuatan bahan baku usaha,
Bahan baku usaha masih belum kita berdayakan dengan benar, masih untuk
sekedar memenuhi kebutuhan hidup saja,
masih sekedar asal bisa di makan, masih belum bisa berkembang secara
tekhnologi. Semua masih apa adanya, dengan kemampuan yang kita punyai.
Bamper pasar bebas
Tetapi tidak apalah, bahwa negara
kita kaya, jumlah penduduk kita juga banyak, hal ini menjadi tantangn untuk
bisa menegmbang usaha kecil,. Usaha kecil di pedesaan ini menjadi bamper
terakhir pasar bebas, kekuatan wirausaha kecil di pedesaan, adalah sebuah
kekuatan yang sangat luar biasa untuk bisa melakukan loncung produk keluar
negeri dengan barisan pasar bebas bersama negeri yang sudah siap.
Pasar bebas dan ACFTA serta MDG'S
sebagai satu kesatuan kapitalis, mereka adalah negara negara yang sudah maupan
secarfa politik ekonomi, mereka sudah bisa memproduksi barang, mereka sudah
mempunyai skill ketrampilan sesuai dengan ahlinya, mereka sudah bisa membangun
pasar yang lebih mengerikan mereka menguasai sistem permodalan antar bank
mereka dirikan.
Desa sebagai sasaran terahir
dari produksi mereka, desa juga menjadi sebuah pasar empuk kekuatan produksi.
Dengan cara membeli, mereka juga mendidik kita ketergantungun membeli produk
mereka, sehingga kita tidak boros karena mereka mendidik sesuatu haris dibeli
dengan uang, sementara kemampuan orang, belum bisa memproduksi barnag
seperti mereka, yang baik, murah dan menarik.
Selain itu desa juga menjadikan
mereka pusat ketenagakerjaan bagi perusahan yang mereka memiliki, tenaga desa yang
produktif dengan dibayar sesuai dengan ukuran UMR, dan kadang tidak sesuai
dengan biaya hidup sebagai ruh perusahaan mereka, hanya bisa bertahan hidup
dan tidak mempu berpikir kearah
wirausaha. Sehinggga mental-mental pekerja/ mental kuli dengan perusahaan
miliki negara kaya,
Menyerap tenaga kerja
Untuk menghadapi itu semua, kiranya
ada pemikrian yang tepat dalam
pengembanagan usaha kecil di pedesaan sebagai jalan mengatasi ekonomi, selain
itu juga menambah penyerapana tenaga kerja. Penciptaan usaha kecil ini juga
sangat berpeluang, ketrampilan dan skil dalam pengolahan sumber daya lama
desa yang dimiliki tanpa merusak SD yang
dimiliki ini yang perlu ditekankan, kemudian pengembangan permodalan, serta pemasaran, semuanya itu koalisi usaha, sehingga usaha kecil di pedesaa bisa bertahan sampai lama dan bisa
berjalan di masa mendatang, menghadapi gelombangpasar bebas.
Desa kita yang searnag
ditinggalkan, karena dianggap desa tidak memberi lapangan pekerjaan yang
layak, orang desa lebih senang bekerja diluar desa, karena lapangan pekerjaan
kita tidak ada, belum ada terobosan yang jitu dalam mengembangkan desa menjadi
pusat pekerjaa. Orang desa pada umumnya, bahwa mayoritas hidup didesa adalah
sebuah mitos ketidakpercayaan kita, ketidak kemampuan kita dan ketika kesiapan
kita menghapi sebuah gebrakan kebudayaan di desa.
Saatnya sekarang perlu dimulai
dengan sekecil-kecil membuat wirausaha pedesaan, sebagai jalan untuk mengolah,
membangun dan melestarikan desa sebagai pusat pekerjaan didesa, desa juga
dijadikan pusat produksi bahan baku, dan pusat
ketenagakerjaan. Mari bangun desa dengan wirausaha, dengan tidak merusak alam
desa.
Oleh : Eko Wahyudi
Tenaga Pendamping Penggerak Kesempatan
Kerja Pedesaan
Disnakertransos Kebumen
087837910001
Kebumen, 13 Nopember 2011