Lagi-lagi warga akan menjadi korban elit politik dari segala sumber ,pendidikan ,mental , tingkat pembodohan ,dan tingkat ngaran yang akan tersedot habis dengan pilkada dua puran.
Sebagai rakyat kecil hanya menik mati dan menjalakan tugas dan printah hak dan kewajiban yang seringa di gembor-gemborkan olah pemerintahan untuk ,menyuseskan pilkada. di sisi lain masyrakat menjadi korban para elit politik dalam pertarungan . menang dan kalah bukan .memikirkan apa baiknya kebumen untuk kesejahteraan rakyatnya.
melihak kondisi ini kami sebagi kaum muda kebmen sangat menyayangkan ,hal ini kalo ini sampe ajang pertarunagan menag dan kalah bukan untuk kepentingan rakyat kebumen untuk lebih baik.
kalo pilkada sampai terjadi dua putaran , kejolak politik di tingkatan elit akan semakin meningkat ,dan rawan komflit ,kita bisa liat di koran Suara Merdeka tgl 14 april 2010. kebumen . suadah mualai terjadi apa lagi nanti kalo KPU sampe tidak bisa jujur dan ketat terbuka ,dalam menangani ...
Kadang kalo kita kita lihat mau bilangan apa dengan demo krasi ,kalo kita tengok demokrasi udah kebablasan sejak , dulu era 87 .yang di awali pemilihan kepala desa udah ada namaya wuwuran , uitu lebih besar 50 sampe 100. per gundul ,
hal ini yang sudah mengakar di tingkatan masyrakat dan sulit untuk di bendung ,apa sampai di beri tau nama demokrasi ,yang taunya masyrakat bebas-sebebasnya mengluarkan hak nya. tapi masyrakat awan engga tau apa sish demokrasi sebenarnya .
karena demokrasi tidak pernah di beritau oleh masyrakat ,apa sih arti demokrasi dan batas-batasnya, dan engga per di sosialisasikan .. dan pendidikan demokrasi di tingkatan masyrakat.
hal ini yang menmacu demokrasi indonesia kebabalasan ,keluar jalaur. karena ketidak paham masyrakat tentang demokrasi yang sesunguhnya... salah siapa masyrakat pemerintahan ,tokoh agama ,, yang tau diri kita sendiri,,, apa sih demo krasi..
