Berbagi lembaga kemasyrakatan pun dan kegiatnmasyrakat uga di kehiupan lagi untuk menjadi sasaran empuk oleh para peminpin muda maupun tua , untuk mendapatkan program dan kegitan
pemerintah yang sedang di programkan dari pusat untuk kedesalasung,
Berbagi kegitan mulai turun lasung ke perdesaan melalui berbagi parte kepentingan untuk encari nama siapa yang kasih program ke desa, dan saling ujug gigi di depan untuk mendapatkan nama pengasih program dari partai te mana.
Masalah program dan kegitan yang turun di masyrakat bukan kata yang asing lagi bila dana turun ke masyrakat atau keala desa lewat manasaja dari partai maupun pemrintahan pasti akan mendapatkan potongan 20% sampai 30% , kalo mau kalo engga di laih ke yang mau, kegitan motong memotong bukan hal yang asing di lakukan atu di dengan bila dapat program dari sebuah pemrintahan dan prate. kadang pun masih di potong lagi oleh oknum peyalur yang lian .
Yang di sisi lain kejolak politik di atas begitu di ramekan di media seolah-olah akan menbawa sebuah kepercaya masyrakat indonesia, indonesia bersih dari kepolitan kemarkusan masalah unag, masyrakat indonesia sudah tak bodoh lagi terkait konflik partai , konflik manajemen dan komflik para pejabat pemrintahan apa lagi hukum , rak sudah tak bodoh lagi. semua itu hanya warna untuk slaing cuci tangan agar saling bersih di mata masyrakat.
Tapi bagi pra politikus itu hal biasa untuk mewarnai dunia perpolitan atau drama pagung sebuah negra dalam tutuntan rayatnya untuk mendapat namaya baik, justru sudah luntur sebuah kepercayaan para peminpin negara, karean teryata hanya biasa-biasa saja juga banyak untuk kepentingan pribadi dan golongan , yang kaya ya tambah kaya yang miskin tambah miskin.
